Internasional
Horor Banjir China, Warga Tewas Terjebak di KRL Bawah Tanah

Jakarta, CNBC Indonesia - Banjir yang melanda provinsi Henan, China, menyebabkan berita sedih bagi negeri itu. Setidaknya 12 orang tewas dan lima lainnya cedera ketika air menyerang jalur kereta bawah tanah di Zhengzhou, Selasa (20/7/2021) malam.
Warga terjebak di dalam gerbong saat banjir menyerbu 'line 5' tempat mereka berada. Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, terlihat bagaimana warga yang terperangkap menyentuh jendela gerbong kereta saat air berwarna coklat menekan terowongan dari luar dan membuat mereka putus asa.
Di postingan Weibo, media sosial China, terlihat bagaimana air setinggi dada dewasa memenuhi gerbong yang sesak dengan manusia. Saat itu, lampu di line tersebut padam total di tengah waktu yang biasanya menjadi jam sibuk komuter beroperasi.
Kepanikan juga terlihat dalam video. Beberapa warga bingung dan ketakutan sementara yang lain menggendong anak-anak yang bepergian bersama mereka.
"Air bocor dari celah-celah di pintu. Semakin banyak. Kita semua yang bisa, berdiri di kursi kereta bawah tanah," cerita seorang wanita di Weibo, yang diketahui sedang dalam perjalanan pulang sekitar pukul 17.00 waktu setempat, dikutip AFP, Rabu (21/7/2021).
"Dalam setengah jam berikutnya, ketinggian air menjadi lebih tinggi dan lebih tinggi di dalam kereta, dari pergelangan kaki, lutut, hingga leher. Listrik padam. Setengah jam kemudian, sulit bernapas," cerita yang lainnya.
Kengerian itu berganti harapan ketika penyelamat datang dan memecahkan kaca. Para penumpang akhirnya ditarik dari kaca kereta.
"Baju saya, ransel saya, semua yang bisa saya buang. Saya buang. Orang-orang di sekitar saya mencengkeram pagar ketika sekitar selusin dari kami memanjat (keluar dari terowongan)," kata seorang pria yang selamat bernama Zhang mengatakan kepada media lokal CCTV.
Dalam pemberitaan terbaru, Kamis (22/7/2021), Reuters menyebut total korban tewas karena banjir di Zhengzhou kini menjadi 25 orang. Sebanyak 200.000 orang juga telah dievakuasi ke tempat yang aman.
Banjir melumpuhkan kota dengan 10 juta penduduk itu. Selain jalur kereta bawah tanah tenggelam, jalan-jalan utama disebut berubah menjadi sungai deras dengan mobil-mobil tergenang.
Energi juga lumpuh total di kawasan itu karena hujan yang datang sejak Selasa sore. Listrik untuk warga kini sebagian besar warga padam.
Hujan telah terjadi sejak 17 Juli dan terus datang hingga Selasa sore. Banjir diperkirakan akan terjadi hingga dua hari ke depan.
Media Xinhua melaporkan Kementerian Manajemen Darurat China, telah menaikkan status tanggap darurat dari level IV ke level III. China memiliki sistem tanggap darurat banjir, dengan Level 1 sebagai yang teratas,
Tentara juga sudah terjun untuk pengalihan banjir. PLA turun untuk memperkuat tanggul seiring jebolnya bendungan Yihetan di Luoyang, sekitar 137 kilometer dari Zhengzhou.
Halaman 2>>