Cara Biden Tingkatkan Lapangan Kerja: Go Energi Terbarukan!

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
Rabu, 21/07/2021 18:10 WIB
Foto: Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Jeneponto, Sulawesi Selatan (Ist Kementrian ESDM)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jumlah pekerja di sektor energi Amerika Serikat pada 2020 menyusut 10% akibat terjadinya pandemi Covid-19.

Hal tersebut berdasarkan sebuah laporan yang diungkapkan pada Senin (19/07/2021), mengutip Reuters, di mana pejabat pemerintah AS mengatakan rencana energi bersih Presiden Joe Biden sangat penting untuk menghidupkan kembali industri.

Mengutip Reuters, Rabu (21/07/2021), tenaga kerja energi di AS, dari industri fosil hingga energi terbarukan seperti tenaga surya, harus berkurang 840.000 pada 2020 karena krisis kesehatan global melemahkan permintaan bahan bakar transportasi dan memperlambat proyek-proyek baru, menurut Laporan Ketenagakerjaan Energi tahunan AS.


Penurunan terbesar terjadi pada industri bahan bakar minyak dan gas alam dengan jumlah total pengurangan tenaga kerja sebanyak 186.000 atau 21% dari tenaga kerja mereka, menurut laporan tersebut.

Sementara pekerjaan di industri energi angin adalah satu-satunya sektor yang jumlah tenaga kerjanya tumbuh, naik sekitar 1,8%.

Pemerintahan Biden pun mendorong beberapa prakarsa untuk meningkatkan industri energi bersih sebagai bagian dari paket infrastruktur besar-besaran yang dikeluarkan oleh Kongres, dengan alasan bahwa transisi dari bahan bakar fosil dapat menciptakan jutaan pekerjaan dengan gaji yang baik sambil melawan perubahan iklim.

Sekretaris Energi Jennifer Granholm mengatakan pada hari Senin bahwa rencana Biden adalah kesempatan untuk merevitalisasi industri energi sambil juga meningkatkan upah, perwakilan serikat pekerja dan keragaman dalam bisnis energi bersih.

"Meskipun kita memiliki pekerjaan yang harus dilakukan untuk membuat sektor energi lebih kuat, kita juga memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan dalam membuat sektor energi terlihat seperti Amerika dan untuk memastikan bahwa pekerjaan energi bersih baru ini membayar upah yang menopang keluarga, dengan tunjangan yang baik dan keanggotaan serikat pekerja," kata Granholm.

Adapun tenaga kerja di sektor pembangkit listrik tenaga angin dan matahari saat ini lebih kecil kemungkinannya untuk disatukan daripada pekerjaan di nuklir, gas alam dan batu bara, menurut laporan itu. Industri energi ini secara keseluruhan juga mempekerjakan lebih sedikit wanita dan orang kulit berwarna daripada ekonomi yang lebih luas, menurut laporan tersebut.

Laporan tersebut diterbitkan oleh National Association of State Energy Officials, think tank Energy Futures Initiative dan firma riset BW Research Partnership, dengan dana dari Departemen Energi AS.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Presiden Prabowo Subianto Resmikan Proyek EBT Senilai Rp 25 T