
Cek! Ini Skenario Terburuk Ekonomi RI Efek' Ledakan' Covid-19

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terpaksa melakukan koreksi asumsi makro ekonomi di awal paruh kedua 2021 seiring dengan tingginya angka Covid-19. Ekonomi yang tadinya bisa tumbuh 5%, diperkirakan hanya mampu di level 3%.
Hal ini tak lepas dari ledakan kasus covid-19, dipicu penyebaran varian delta yang katanya lebih ganas dan semakin kendornya protokol kesehatan oleh masyarakat.
Sri Mulyani mengatakan capaian perekonomian pada paruh pertama sebetulnya cukup gemilang. Kuartal I memang masih kontraksi, namun seiring peningkatan mobilitas masyarakat, ekonomi kuartal II diperkirakan tumbuh sampai 7-8%.
Indeks kepercayaan konsumen meningkat hingga indeks produksi manufaktur bahkan mencapai level tertinggi sepanjang sejarah.
"Kemudian kita melihat munculnya varian delta dari virus corona yang begitu dominan," ujar Sri Mulyani dalam CNBC Indonesia Economic Update dengan Tema "Kebangkitan Ekonomi Indonesia", dikutip Selasa (20/7).
"Hal ini yang mungkin perlu untuk kita di satu sisi memiliki alasan untuk memiliki harapan bahwa tahun 2021 tetap merupakan tahun pemulihan, namun kita tidak lengah dan tetap waspada. Seperti yang tadi juga disampaikan varian Covid-19 yang terus berubah dan ini menimbulkan ancaman," paparnya.
Atas kondisi tersebut, Sri Mulyani menyiapkan skenario moderat hingga berat. Diawali dengan PPKM Darurat dengan skenario moderat dan berat berjalan sampai dengan 4-6 minggu.
Dengan skenario tersebut maka implikasi ke tingkat konsumsi masyarakat akan melambat. Pemulihan ekonomi akan tertahan, pertumbuhan ekonomi kuartal III diprediksi melambat ke 4,0 - 5,4% yoy dan kuartal IV 4,6 - 5,9%.
Pemerintah harus mengoptimalkan belanja agar ekonomi tidak kembali melemah seperti tahun sebelumnya. Di samping tetap mendorong pertumbuhan ekspor dan investasi. Bila tidak ada tekanan lagi, maka ekonomi sampai akhir tahun diproyeksikan di level 3,7-4,5%.
Sri Mulyani mengakui skenario yang lebih berat tentu bisa saja terjadi. Hanya saja berdasarkan data terkini, skenario tersebut yang dimungkinkan terjadi.
"Jadi, (yang dibuat pemerintah) skenario moderat dan berat. Belum memasukkan skenario yang lebih berat," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR
Dari sisi perkembangan kasus Covid-19, pertambahan kasus harian di Indonesia tercatat mengalami penurunan dibanding dengan hari sebelumnya menjelang berakhirnya PPKM Darurat pada Selasa hari ini (20/7).
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, Senin kemarin (19/7/2021) kasus positif bertambah 34.257 kasus. Tambahan kasus positif tersebut membuat total kasus di Indonesia secara keseluruhan menjadi 2.911.733 orang.
Ini merupakan kasus baru harian terendah sejak 8 Juli 2021. Sebelumnya kasus harian di atas 50.000 orang per hari.
Selanjutnya kabar baiknya kasus sembuh juga terus bertambah. Dalam sehari tercatat tambahan kasus sembuh adalah 32.217 orang yang secara total menjadi 2.293.875 orang.
Adapun hingga Senin kemarin, kasus meninggal di Indonesia bertambah 1.338, di mana secara total menjadi 74.920. Jumlah ini merupakan rekor tertinggi dalam kasus kematian Covid-19 dalam sehari.
Sementara itu, kasus aktif saat ini tercatat sebanyak 542.938. Angka ini naik sedikit dibanding hari sebelumnya yang sebanyak 542.236
Sebagai informasi, pemerintah telah menerapkan PPKM Darurat sejak 3 hingga 20 Juli 2021. Kebijakan tersebut ditempuh seiring dengan lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia pasca libur lebaran dan penyebaran varian virus baru.
NEXT: Lembaga Rating Pangkas Proyeksi
