Kurang Sebulan Pertamina Ambil Blok Rokan, Begini Situasinya
Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak bagi hasil produksi minyak dan gas bumi (Production Sharing Contract/ PSC) PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) di Blok Rokan, Riau akan segera berakhir pada 8 Agustus 2021 mendatang.
Setelah itu, akan diambil alih oleh PT Pertamina (Persero) melalui unit usaha PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) per 9 Agustus 2021.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut ada sembilan isu yang terus dimonitor dalam proses transisi ini.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, isu yang pertama adalah migrasi data teknis dan operasional. Saat ini progresnya menurutnya sudah mencapai 94%, di mana katalog data dan verifikasi data sudah selesai dan masih menunggu review dan BAP dari Pusat Data dan Informasi (Pusdatin). Dia pun mengatakan, diyakini pada Agustus urusan yang belum selesai itu bisa dituntaskan.
Kedua, pemboran sumur produksi, workover & well services. Dari target pemboran 180 sumur, realisasinya sudah mencapai 83 sumur. Kemudian, dari target pemboran 39 sumur workover, realisasinya mencapai 40 sumur, dan target 6.819 aktivitas well services, realisasinya sudah mencapai 5.135. Secara keseluruhan, progresnya sudah mencapai 75%.
"Isu ketiga adalah chemical Enhanced Oil Recovery (EOR), progresnya 90% data transfer selesai, model conversion selesai, surfactant chemical dalam proses, POD EOR saat ini sudah mencapai 55%. Ditargetkan November dapat approval, sekarang sedang dibahas," jelas Dwi dalam konferensi pers, Jumat (16/07/2021).
Keempat, manajemen kontrak saat ini progresnya sudah 97%. Sebanyak 282 dari 290 kontrak existing selesai mirroring, lalu pengadaan material 192 sumur selesai.
"Pengadaan 4 rig on progress dan 3 rig farm in," katanya.
Kelima soal pasokan listrik, uap, dan gas di mana saat ini progresnya sudah 80%. PT PLN (Persero) dipastikan bakal memasok listrik bagi PHR di mana penandatanganan jual beli saham (Share Sale Purchase Agreement/ SPA) antara PLN dan Chevron Standard Limited (CSL) pada 6 Juli 2021.
CSL merupakan mayoritas pemegang saham PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN), operator pembangkit listrik Blok Rokan berkapasitas 300 Mega Watt (MW).
Keenam, isu ketenagakerjaan saat ini progresnya sudah 90%, di mana 99% pekerja menerima penawaran PHR dan ada penambahan 125 posisi baru pada RPTK PHR.
Ketujuh, teknologi informasi progresnya sudah 83%. Dari 232 aplikasi, 31 aplikasi CPI digantikan aplikasi Pertamina, 129 aplikasi CPI akan tetap digunakan di mana 88 disetujui dan 41 pembahasan, dan 72 aplikasi komersial disediakan oleh PHR.
Kedelapan, perizinan dan prosedur operasi sudah 98%, di mana izin mengenai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) 2 lokasi selesai dan 1 lokasi sedang dalam proses, dan penyampaian 7.611 standar operasional prosedur (SOP) dari CPI ke PHR.
Dan terakhir, masalah lingkungan sudah mencapai 100% di mana audit lingkungan dan program sudah tersusun. Dwi mengatakan, 157 Rencana Pemulihan Fungsi Lingkungan Hidup (RPFLH) telah diselesaikan, terdiri dari 47 lokasi di mana 45 menunggu deklarasi bersih KLHK, 2 pembersihan berjalan, lalu menunggu Surat Status Penyelesaian Lahan Terkontaminasi (SSPLT) 33 lokasi, telah mendapatkan SSPLT 77 lokasi, dan Gakkum SSPLT 3 lokasi.
"Ada sembilan isu yang dalam proses transisi ini kita monitor," paparnya.
Masalah pasokan listrik sempat hangat diperbincangkan karena pengelola pembangkit listrik Blok Rokan, PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN) tidak mau serta merta menyerahkan pembangkit listriknya dalam transisi alih kelola Blok Rokan ini.
Adapun pemilik saham mayoritas MCTN ini yaitu Chevron Standard Limited (CSL), afiliasi Chevron. Setelah beberapa bulan melewati proses lelang, akhirnya kini isu drama pasokan listrik ini sudah usai.
PT PLN (Persero) secara resmi telah mengakuisisi pembangkit ini ditandai dengan penandatanganan Share Sale & Purchase Agreement (SPA) atau Perjanjian Jual Beli Saham antara PT PLN (Persero) dengan CSL, unit usaha Chevron, Selasa (06/07/2021).
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) North Duri Cogeneration (NDC) berkapasitas 300 Mega Watt (MW) ini telah dibangun sejak 20 tahun lalu dengan nilai investasi sekitar US$ 190 juta atau sekitar Rp 2,7 triliun (asumsi kurs Rp 14.500 per US$).
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan, akuisisi ini menjadi bukti komitmen PLN dalam menyuplai listrik di Blok Rokan. Diharapkan, melalui penandatanganan jual beli saham ini akan terjadi kemitraan dan kerja sama yang baik.
"Penandatanganan SPA Wilayah Kerja Rokan antara PLN CSL ini merupakan titik strategis untuk memastikan operasi Rokan," ungkapnya.
(wia)