Bea Cukai Error, Tiap Pengusaha Rugi Puluhan Juta Rupiah!

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
15 July 2021 14:45
Sejumlah truk bongkar muat melintas di kawasan Tj Priok, Jakarta, Jumat, 11/6. Praktik pungutan liar (pungli) hingga saat ini masih merajalela di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Seperti pengakuan beberapa supir kepada Presiden Joko Widodo, Kamis (11/6/2021), saat kunjungan ke pelabuhan utama Indonesia ini kemarin.
Para pekerja kerah biru ini mengeluhkan, bukan terkait masalah beratnya pekerjaan yang digelutinya, melainkan aksi premanisme juga pungutan liar yang kerap terjadi. Dia berharap, pihak aparat bisa lebih memperketat pengamanan area pelabuhan. Selain itu, pihaknya juga berharap ada transparansi biaya pelabuhan untuk semua aktivitas.

Dari dialog yang dilakukan supir truk dengan Presiden Joko Widodo kemarin, praktik premanisme terjadi saat keadaan jalan sedang macet di mana preman naik ke atas truk, lalu menodongkan celurit kepada supir untuk dimintai uang.

Adapun pungli terjadi di sejumlah depo. Pengemudi truk dimintai uang Rp 5.000 - Rp 15.000 supaya bongkar muat bisa lebih dipercepat pengerjaannya. Jika tidak dibayar, maka pengerjaan bongkar muat akan diperlambat. Hal ini terjadi di Depo PT Greating Fortune Container dan PT Dwipa Kharisma Mitra Jakarta. 
Pantauan CNBC Indonesia dilapangan saat di kawasan JICT tampak jarang hampir tak terlihat himbauan banner stop pungli diarea tempat keluarnya truk.

Suasana dipinggir jalan kawasan Tj Priok arah Cilincing juga tak terlihat para kenek parkir di pinggir jalan semenjak ramenya kasus pungli.
Foto: Suasana Tanjung Priok, Jakarta Utara (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha mengeluhkan sistem layanan Customs - Excise Information System and Automation (CEISA) Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan yang bermasalah lebih dari seminggu. Potensi biaya penumpukan container diprediksi semakin menggunung di semua pelabuhan hingga bandara di Indonesia.

Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Mahendra Riyanto, mengatakan terganggunya sistem CEISA ini berdampak besar terutama kepada pasokan bahan baku, sehingga akan banyak produksi yang terhambat. Belum lagi tambahan biaya menginap bisa puluhan juta rupiah yang harus ditanggung.

Selain itu biaya penumpukan kontainer juga akan membengkak, terlebih sistem baru bisa selesai diperbaiki dalam kurun waktu satu minggu.

"Kalau seminggu bertumpuk di sana ini biaya tinggi sekali. Siapa yang mau tanggung jawab. Karena biaya kontainer begitu mendarat argo sewa penumpukan sudah jalan, dimana ada tarif progresif di situ," jelasnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (15/7).

Mahendra menjelaskan biaya progresif penumpukan yang terjadi bisa naik berkali-kali lipat. Sementara pengusaha harus menanggung biaya kerusakan ini, karena belum ada jaminan keringanan atau penangguhan dari pihak pelabuhan atau Bea Cukai.

"Hari pertama sampai kelima naik 300%, kemudian hari ke enam sampai ke sembilan naik 600%. Lalu hari ke sembilan ke atas naik lagi. Sekarang posisinya udah di periode ketiga progresifnya. Ini sudah tinggi. Kita mau jadi bagian dari solusi tapi siapa yang menjamin biaya penumpukan ini," katanya.

Mahendra memberikan ilustrasi kerugian yang dialami oleh pengusaha. Paling tidak saat biaya masuk pada penumpukan hari ketujuh dan kedelapan sudah di atas Rp 1 juta per kontainer per hari. Sementara bagaimana dengan pengusaha yang memiliki di atas 50 kontainer, biaya menginap yang harus dikeluarkan paling tidak mencapai Rp 50 juta per hari.

Belum lagi bagi pengusaha importir buah-buahan atau sayuran biaya bisa meningkat dua kali lipat. Melihat kontainer yang digunakan merupakan reefer container atau kontainer pendingin.

"Biaya bisa dua kali lipat dari yang biasa dari kontainer biasa kalau yang jenis ini," katanya.

Saat ini menurut Mahendra, solusi yang dikeluarkan pelabuhan dan Bea Cukai dengan membuka jalur manual. Jadi kontainer bisa langsung di ambil langsung di pelabuhan.

"Saat ini sudah dilakukan sistem manual, tapi dikhawatirkan ada penumpukan orang. Karena pengusaha berlomba-lomba untuk mendapatkan kontainernya cepat. supaya tidak lama menginap di pelabuhan," jelasnya.

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani. Ia menyebutkan sistem kepabeanan milik Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) tersebut bisa kembali beroperasi normal pada akhir pekan ini.

"Insya Allah di akhir minggu ini bisa kita selesaikan pemulihannya," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (15/7/2021).

selama sistem CEISA dalam perbaikan, DJBC meminta para pengguna jasa untuk menggunakan layanan manual.

Berikut daftar tautan layanan manual pada kantor Bea Cukai yang dapat diakses:
1. @beacukaipriok melalui bcpriok.net/slim3.0
2. @bcsoetta melalui https://linktr.ee/LayananManualBCSH
3. @beacukaibekasi melalui https://bcbekasi.beacukai.go.id/keadaan_kahar
4. @beacukaikualanamu melalui eportal.bckualanamu.info


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Eksportir Ngamuk Sistem Bea Cukai Error 2 Minggu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular