Siap-Siap, Transportasi Jakarta Bakal Secanggih Singapura

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
15 July 2021 08:10
Pengunjung MRT duduk di bangku yang telah diberi stiker panduan jarak
Foto: "Sosial Distancing" di rangkaian gerbong kereta MRT. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia- Berbagai negara maju di dunia bukan hanya memiliki kecanggihan dalam teknologi, melainkan juga sistem transportasi terintegrasi yang memberikan kemudahan bagi warganya.

Salah satu negara yang memiliki sistem transportasi yang terintegrasi yakni Singapura yang menjadi salah satu negara dengan teknologi canggih di dunia atau Technology Megacities.

Singapura fokus membangun berbagai jenis transportasi massal, seperti peremajaan bus, perluasan jangkauan trayek, pengadaan MRT (Mass Rapid Transport) sampai LRT berteknologi canggih.

Negara ini menyadari mobilitas penduduk dan wisatawan adalah salat satu bagian penting untuk membuat ekonomi bergerak, Moving Singapore.

Kemudahan transportasi umum ini membuat penduduk lokal berpikir ulang untuk membeli kendaraan pribadi karena kemudahan transportasi umum. Integrasi transportasi ini juga didukung oleh sistem pembayaran yang terintegrasi pula, seluruh penduduk lokal di Singapura memiliki kartu Ezlink Pass Card, yang bisa diisi pulsa (Top Up) sebagai mode pembayaran seluruh transportasi umum (kecuali taksi).

Kartu yang juga bisa digunakan untuk belanja di Seven Eleven ini digunakan saat masuk dan keluar setiap stasiun kereta, jadi tidak ada transaksi uang disini.

Bus listrik terparkir di Depo Transportasi Jakarta (Transjakarta), Cawang, Jakarta, Selasa (23/3/2021). PT Transportasi Jakarta menyampaikan pihaknya berencana mengoperasikan 30 unit bus listrik. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)Foto: Bus listrik terparkir di Depo Transportasi Jakarta (Transjakarta), Cawang, Jakarta, Selasa (23/3/2021). PT Transportasi Jakarta menyampaikan pihaknya berencana mengoperasikan 30 unit bus listrik. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Lalu bagaimana dengan Indonesia?

Hingga beberapa tahun lalu sistem transportasi di Ibu Kota yakni DKI Jakarta masih belum terintegrasi. Transportasi masyarakat mengandalkan bus, angkot, metromini, dan masih mengandalkan uang tunai. Semula jika ingin naik Transjakarta, masyarakat masih harus membeli tiket dengan uang tunai, begitu juga dengan KRL, penumpang harus antri untuk mendapatkan tiket sekali jalan. Belum lagi dengan metromini dan angkot, seringkali tidak ada tarif standar dan tentunya masih mengandalkan uang tunai.

Akibatnya transportasi umum di Jakarta tidak selaras dan membuat masyarakat tidak nyaman, sehingga banyak yang memilih membawa kendaraan pribadi. Padahal Jakarta yang memiliki mobilitas penduduk tinggi harus memiliki sistem transportasi terintegrasi. Saat ini sistem ini sudah mulai dirintis, misalnya dengan terhubungnya stasiun MRT dengan halte Bus TransJakarta. Untuk membeli tiket pun masyarakat kini tidak perlu mengantri karena menggunakan uang elektronik.

Sayangnya saat ini penggunaan uang elektronik masih dari berbagai macam bank, dan masih belum ada yang menjadi satu untuk semua seperti yang dimiliki oleh Singapura. Padahal penggunaan satu jenis uang elektronik dalam sistem transportasi ini sangat memudahkan masyarakat.

Lebih bagus lagi jika pembayaran di sistem transportasi menjadi seamless atau tanpa sentuhan. Hal ini mengingat pandemi Covid-19 mengharuskan masyarakat untuk mengurangi kontak fisik, termasuk ketika akan naik kendaraan umum.

Hal ini pun melatarbelakangi JakLingko mengintegrasikan moda transportasi termasuk sistem pembayarannya mulai Agustus mendatang. Kartu Transportasi JakLingko pada fase pertama atau Clearing Central House System (CCHS) akan menghubungkan masing-masing operator transportasi dalam satu platform pengelolaan pembayaran tiket terpadu.

Tidak berhenti di sana, kesatuan sistem ini kemudian didukung Mobile App (Aplikasi JakLingko). Sistem pembayaran cashless baik kartu maupun aplikasi ini nantinya bisa digunakan di MikroTrans, Transjakarta, MRT, LRT, Communterline dan railink.

Sekretaris Perusahaan JakLingko Ahmad Rizalmi mengatakan manfaat sistem intergrasi transportasi ini diantaranya, ada beberapa bagian yang akan merasakannya. Bagi masyarakat, mereka akan mendapatkan berbagai kemudahan, keamanan, kenyamanan, kecepatan, serta tarif terjangkau untuk menggunakan antarmoda transportasi umum.

Selanjutnya, bagi perusahaan operator manfaatnya adalah dapat meningkatkan jumlah penumpang, bisnis proses yang dijalankan menjadi lebih efektif dan efisien, pengelolaan aset lebih efisien, serta seamless transaction. Bagi pemerintah sendiri adanya intergrasi ini akan menghasilkan kebijakan penerapan tarif yg tepat sasaran, mengurangi subsidi jangka panjang, mengurangi kemacetan, serta memperbaiki kualitas udara ibukota.

"Tujuan utama dari adanya integrasi ini adalah orang yang menggunakan kendaraan pribadi mulai mengalihkan kebiasaanya menjadi menggunakan transportasi umum. Dengan begitu kemacetan bisa berkurang, udara juga bisa menjadi lebih baik karena jumlah kendaraan di jalan berkurang," kata Ahmad kepada CNBC Indonesia.

Tidak berhenti sampai ke integrasi transportasi, nantinya Jakarta akan memiliki transportasi umum yang terintegrasi secara sistem. Hal ini akan dilakukan di fase kedua yakni pada Maret 2022 melalui penerapan Mobility as a Service (MaaS). Layanan ini akan memberikan rekomendasi dan estimasi perjalanan bagi pengguna transportasi umum melalui Aplikasi JakLingko.

Nantinya lewat Aplikasi JakLingko akan diperluas integrasi nya dengan moda transportasi lain seperti Ojek online, Taxi online, pariwisata, tempat kuliner, dan ada berbagai diskon yang menarik yang bisa dimanfaatkan. Ahmad mengatakan dengan mengintegrasikan moda transportasi dan sistemnya, maka seperti layaknya negara maju yang dijadikan benchmark yakni Inggris, Korea Selatan, dan Hong Kong.

"Mimpinya nanti dengan integrasi ini pada 2029-2030 sebanyak 60% masyarakat Jakarta bisa beralih ke transportasi umum, baik pelajar, pekerja, dan masyarakat umum. Ketiga negara yang menjadi benchmark kami juga sudah berhasil melakukan hal ini, jadi integrasi sistem dan moda transportasinya," ujar dia.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 96% Warga Jabodetabek Ingin Tarif Transportasi Terintegrasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular