Sistem Bea Cukai Error, Netizen Ikutan Ngamuk!

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
14 July 2021 20:31
Sejumlah truk bongkar muat melintas di kawasan Tj Priok, Jakarta, Jumat, 11/6. Praktik pungutan liar (pungli) hingga saat ini masih merajalela di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Seperti pengakuan beberapa supir kepada Presiden Joko Widodo, Kamis (11/6/2021), saat kunjungan ke pelabuhan utama Indonesia ini kemarin.
Para pekerja kerah biru ini mengeluhkan, bukan terkait masalah beratnya pekerjaan yang digelutinya, melainkan aksi premanisme juga pungutan liar yang kerap terjadi. Dia berharap, pihak aparat bisa lebih memperketat pengamanan area pelabuhan. Selain itu, pihaknya juga berharap ada transparansi biaya pelabuhan untuk semua aktivitas.

Dari dialog yang dilakukan supir truk dengan Presiden Joko Widodo kemarin, praktik premanisme terjadi saat keadaan jalan sedang macet di mana preman naik ke atas truk, lalu menodongkan celurit kepada supir untuk dimintai uang.

Adapun pungli terjadi di sejumlah depo. Pengemudi truk dimintai uang Rp 5.000 - Rp 15.000 supaya bongkar muat bisa lebih dipercepat pengerjaannya. Jika tidak dibayar, maka pengerjaan bongkar muat akan diperlambat. Hal ini terjadi di Depo PT Greating Fortune Container dan PT Dwipa Kharisma Mitra Jakarta. 
Pantauan CNBC Indonesia dilapangan saat di kawasan JICT tampak jarang hampir tak terlihat himbauan banner stop pungli diarea tempat keluarnya truk.

Suasana dipinggir jalan kawasan Tj Priok arah Cilincing juga tak terlihat para kenek parkir di pinggir jalan semenjak ramenya kasus pungli.
Foto: Suasana Tanjung Priok, Jakarta Utara (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Akun sosial media resmi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) diserbu oleh netizen. Hal ini dikarenakan sistem layanan digital mereka yakni Customs-Excise Information System and Automation (CEISA) sedang tak bisa digunakan.

Sistem yang berisi berbagai aplikasi untuk proses kepabeanan ini down atau error sejak Kamis (8/7/2021). Ini mengakibatkan banyak kontainer yang menumpuk di berbagai pintu masuk perdangnan seperti pelabuhan hingga bandara di Indonesia.

Gangguan sistem yang terjadi hampir sepakan ini pun mendapatkan protes dari para pengguna jasa seperti eksportir dan importir. Sebab, barang mereka tertahan lama di pelabuhan yang menyebabkan perlu biaya lebih tinggi.

Serbuan masyarakat ini terlihat dari komentar di postingan Bea Cukai terkait dengan CEISA. Komentar yang masuk bermacam-macam, banyak yang bertanya kapan perbaikan sistem akan selesai dan ada juga yang mengeluhkan belum mendapatkan tanggapan atas layanan manual.

Salah satunya, akun @asasahamzah "dari pagi sampe jam segini blm dapet respon NPE (Nota Pelayanan Ekspor) nih pak, udah submit manual juga tetep aja gak ada respon 😢," tulisnya.

Akun @adrianirwn menuliskan "Benerin yg cepet atuh pak, nanti kalo saya telat submite kena denda siapa yang tanggung? Aya ayaa waee, sistem yg kemarin juga udh bagus pak😢."

Ada juga akun @aliagee27 "Min saya masih nunggu prosess npe dari forwarder. Mau expor tgl 16, tp npe blum release. Closing cargo nya besok. Gmn ni min."

Masih banyak komentar lainnya yang disampaikan oleh netizen melalui sosial media Bea Cukai.

Sebagai informasi, selama sistem CEISA dalam perbaikan, DJBC meminta para pengguna jasa untuk menggunakan layanan manual.

Berikut daftar tautan layanan manual pada kantor Bea Cukai yang dapat diakses:
1. @beacukaipriok melalui bcpriok.net/slim3.0
2. @bcsoetta melalui https://linktr.ee/LayananManualBCSH
3. @beacukaibekasi melalui https://bcbekasi.beacukai.go.id/keadaan_kahar
4. @beacukaikualanamu melalui eportal.bckualanamu.info


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Eksportir Ngamuk Sistem Bea Cukai Error 2 Minggu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular