
Indonesia Dorong Implementasi Konkret Kesepakatan G20

Jakarta, CNBC Indonesia - Duta Besar sekaligus Co-Sherpa G20 Indonesia Dian Triansyah Djani menegaskan kesepakatan G20 harus ditindaklanjuti dengan implementasi konkret. Kesepakatan dalam G20 menurutnya harus dapat mendukung pemulihan kesehatan dan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
"Kesepakatan G20 harus dapat ditindaklanjuti dengan implementasi konkret," ujar Djani dalam siaran resmi, Selasa (13/7/2021).
Kata Sherpa sendiri berasal dari bahasa Tibet yang berarti penunjuk jalan, Sherpa G20 pun berperan dalam menavigasi berbagai kerja sama yang terlaksana. Djani mengatakan Sherpa G20 juga berperan membuka jalan tercapainya kesepakatan bagi para negara anggota.
Indonesia menjadi calon Presiden G20 tahun 2022 telah terlibat sebagai salah satu negara Troika, bersama Arab Saudi yang menjadi Presiden G20 di 2020 dan Italia Presidensi G20 untuk tahun 2021. Tahun ini Presidensi Italia tahun ini bertema "Manusia, Planet, Kesejahteraan" (People, Planet, Prosperity).
Djani mengatakan pertemuan Sherpa kali ini membahas perkembangan kerja sama dan perundingan G20 di berbagai kelompok kerja. Beberapa topik yang dibahas yakni bidang pendidikan, ketenagakerjaan, pemberdayaan perempuan, anti-korupsi, budaya, pertanian, pembangunan, kesehatan, keuangan, perdagangan dan investasi, dan ekonomi digital.
"Secara khusus Co-Sherpa G20 Indonesia mendorong agar G20 bekerja sama dalam menghadapi pandemi saat ini. G20 perlu memastikan akses vaksin Covid-19 yang adil dan terjangkau, mendukung fleksibilitas dari kesepakatan TRIPS (Trade-related Intellectual Property Rights), dan memberikan transfer teknologi serta pembangunan kapasitas produksi di negara berkembang," paparnya.
Sementara itu, agar dunia dapat segera bangkit dari krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19, Indonesia mengangkat pentingnya implementasi berbagai kesepakatan forum ini. Selain itu diperlukan kerja sama sektor-sektor tertentu seperti di sektor kesehatan, pendidikan dan kaitannya dengan penyiapan tenaga kerja terampil.
Indonesia juga mendorong adanya pendidikan vokasi, termasuk reskilling dan upskilling untuk mereka yang terdampak pandemi. Djani menekankan pentingnya meningkatkan kepercayaan terhadap sistem perdagangan dunia dan perlunya memberikan perhatian lebih pada isu digitalisasi yang merupakan cross-cutting issue.
G20 merupakan forum 19 negara dan sebuah organisasi regional (Uni Eropa) yang mewakili 85% GDP dunia, 75% perdagangan dunia, 80% investasi global, dan dua pertiga penduduk dunia. G20 memiliki kapasitas besar untuk menciptakan momentum kesepakatan multilateral. Untuk itu Indonesia terus memastikan agar G20 memberikan sumbangsih konkret terhadap penanganan krisis akibat pandemi Covid-19.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Hadir, G-20 Bahas Vaksin, Pajak, Sampai Nasib Bumi