Jadi Tuan Rumah G20, RI Ciptakan 33 Ribu Lapangan Kerja

News - Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
01 December 2021 20:38
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Managing Director IMF, Kristalina Giorgieva di hari kedua penyelenggaraan KTT G20 di Roma, Italia. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev) Foto: Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Managing Director IMF, Kristalina Giorgieva di hari kedua penyelenggaraan KTT G20 di Roma, Italia. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia akan menjadi tuan rumah pelaksanaan Presidensi G20 pada tahun depan. Banyak dampak positif yang akan didapatkan dari pelaksanaan acara internasional ini.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, salah satunya adalah terciptanya puluhan ribu lapangan kerja. Sebab, dalam acara ini akan dilakukan banyak pertemuan di berbagai daerah di Indonesia.

"Presidensi Indonesia akan membantu penciptaan sekitar 33 ribu lapangan kerja," ujarnya dalam opening ceremony G20, Rabu (1/12/2021).

Setidaknya dalam penyelenggaraan ini akan dilaksanakan 150 pertemuan di 19 kota. Dimana dihadiri oleh 18 ribu lebih delegasi dari seluruh negara di dunia.

Oleh karenanya, selain menciptakan lapangan kerja, Indonesia juga bisa cuan hingga Rp 1,7 triliun untuk konsumsi domestik. Sehingga ini bisa membantu meningkatkan PDB nasional hingga Rp 7,4 triliun.

"Manfaat total dari Presidensi ini dua kali lebih besar dari penyelenggaraan IMF-WB di tahun 2018 lalu," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan pada Presidensi G20 nanti ada tiga pilar utama yang akan menjadi pembahasan. Pilar pertama adalah mempromosikan ekonomi global yang produktif dan seimbang termasuk terkait akses terhadap vaksin serta penerapan transformasi digital khususnya bagi UMKM.

Pilar kedua, meningkatkan ketahanan stabilitas sistem keuangan dan moneter lebih besar dan kuat lagi sehingga memiliki kesiapan menghadapi pandemi lainnya. Ini menjadi topik paling penting untuk mengatasi risiko volatilitas modal yang berlebihan bagi Indonesia.

Pilar ketiga, membahas bagaimana memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif. Ini penting untuk meningkatkan kinerja perekonomian dunia.

"Kami percaya kami dapat mencapai pertumbuhan berkelanjutan dengan mempromosikan keuangan berkelanjutan dan menilai dampak lingkungan terhadap akses keuangan sambil mempromosikan inklusi keuangan," tegasnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

RI Presidensi G20, Persatuan Insinyur Siapkan Program Khusus


(hoi/hoi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading