Minat Warga RI Beli Mobil Listrik di Atas Rata-Rata ASEAN

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus mendorong pemanfaatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Penggunaan kendaraan berbasis energi fosil ini akan ditekan demi mengurangi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang mayoritas masih dipasok melalui impor.
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril mengatakan, minat orang Indonesia membeli kendaraan listrik ada di atas rata-rata warga Asia Tenggara.
Secara rata-rata, keinginan membeli kendaraan listrik di Asia Tenggara sebesar 37%, sementara Indonesia mencapai 41%.
Di antara negara-negara ASEAN, imbuhnya, Indonesia menjadi peringkat ketiga di bawah Filipina 46% dan Thailand 44%, namun mengungguli Malaysia dengan persentase 37% dan Vietnam 33%, dalam hal minat membeli kendaraan listrik.
"Keinginan masyarakat untuk membeli kendaraan listrik atau EV di Indonesia di atas rata-rata keinginan negara ASEAN," papar Bob dalam diskusi daring, Senin (12/07/2021).
Dia menjelaskan, jumlah kendaraan listrik yang terjual secara global pada tahun lalu mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan 2019. Di tengah penjualan mobil konvensional secara global yang turun 14% pada tahun lalu, penjualan mobil listrik justru melonjak 46%.
"Penjualan mobil berbasis BBM berbanding terbalik dengan penjualan mobil listrik yang justru naik 46%," ujarnya.
Berdasarkan Grand Strategi Energi Nasional, penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) pada 2030 ditargetkan mencapai 2 juta unit untuk mobil listrik dan 13 juta unit untuk motor listrik.
Bila target kendaraan listrik tersebut tercapai, maka diperkirakan bisa menekan impor bensin sebesar 67 ribu barel per hari (bph) dari 2020 hanya sekitar 0,62 ribu bph. Pada 2025 ditargetkan pengurangan impor bensin mencapai 37 ribu bph bila kendaraan listrik ini meningkat.
[Gambas:Video CNBC]
Swasta Bangun Charging Mobil Listrik, PLN Beri Harga Khusus
(wia)