
Heat Wave Serang AS-Kanada, Jutaan Orang Kepanasan

Jakarta, CNBC Indonesia - Jutaan orang yang tinggal di pesisir barat Amerika Serikat (AS) dan Kanada saat ini mengalami gelombang panas atau heat wave yang sangat menyengat, Minggu (11/7/2021) waktu setempat. Hal ini membuat beberapa jalur transportasi ditutup dan ribuan orang dievakuasi.
Di AS, Layanan Cuaca Nasional menyebut bahwa mereka memperkirakan kenaikan suhu yang lebih tinggi lagi bisa terjadi dalam beberapa hari mendatang. Sabtu, suhu mencapai 47,2 derajat celsius di Las Vegas dan 52,2 derajat di Death Valley, California.
"Gelombang panas yang berbahaya akan mempengaruhi sebagian besar AS bagian barat, dengan suhu yang mungkin memecahkan rekor," kata layanan Cuaca Nasional di situs webnya, dikutip AFP.
Ramalan cuaca sendiri juga memberikan peringatan bagi beberapa kota, seperti Phoenix, San Jose, dan Silicon Valley, untuk mengantisipasi kenaikan suhu yang sangat tinggi. Panasnya suhu ini juga diketahui telah menyebabkan kebakaran salah satunya di hutan negara bagian Oregon, seluas 100 ribu hektar.
Keadaan yang hampir sama juga terjadi di Kanada. Negara Maple itu dilaporkan telah mengalami kebakaran hutan dan juga melaporkan korban tewas akibat badai panas ini.
Menteri Transportasi Kanada Omar Alghabra mengumumkan langkah-langkah darurat baru yang bertujuan untuk mencegah kebakaran hutan lebih lanjut di wilayah yang kering. Termasuk dengan memperlambat atau membatasi lalu lintas kereta api.
"Kereta api adalah penyebab umum kebakaran hutan, sering kali karena perangkat penahan percikan apinya tidak dirawat dengan baik," ujarnya sebagaimana dikutip media yang sama.
Hingga Minggu pagi,jumlah kebakaran hutan di provinsi British Columbia terus meningkat, mencapai 298 titik. Tak hanya itu, hal ini juga diiringi laporan korban jiwa yang belum dihitung secara pasti.
Aktivitas manusia telah mendorong kenaikan suhu global dan memicu badai yang semakin ganas, gelombang panas yang ekstrem, kekeringan, serta kebakaran hutan.
Organisasi Meteorologi Dunia dan Kantor Meteorologi Inggris mengatakan pada bulan Mei kemungkinan 40% suhu global rata-rata tahunan naik hingga 1,5 celsius lebih tinggi dari masa pra industri.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Covid, Ada Ancaman Mematikan Melanda China, AS & Eropa