
RI Diramal Naik Kelas Lagi di 2022, Bakal Sejajar Malaysia!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Febrio Kacaribu optimistis Indonesia bisa kembali menjadi negara berpendapatan menengah ke atas atau upper middle income country pada 2021. Sejajar dengan negara tetangga Malaysia.
Seperti diketahui, berdasarkan laporan Bank Dunia, Indonesia saat ini turun kelas menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah alias lower middle income country, turun satu peringkat dari sebelumnya berpredikat sebagai negara berpenghasilan menengah ke atas.
Penurunan kelas ini disebabkan Gross National Income (GNI) per kapita Indonesia tahun 2020 turun menjadi US$ 3.870, dari GNI per kapita padahal tahun 2019 yang sebesar US$ 4.050.
"Apakah akan naik kelas lagi? Pasti. Karena dibandingkan tahun 2019, tahun 2021 ini PDB-nya lebih tinggi dari 2019. Akhir tahun ini harusnya sudah bisa (naik kelas lagi)," jelas Febrio dalam Taklimat Media, Jumat (9/7/2021).
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa Indonesia turun status dari upper middle income country menjadi negara berpendapatan menengah ke bawah atau lower middle income country karena ekonomi nasional tahun lalu mengalami kontraksi atau minus hingga 2,07% (yoy) tahun lalu.
Kontraksinya perekonomian hingga akhir tahun 2020 tersebut berimplikasi pada penurunan pendapatan per kapita Indonesia dari US% 4.050 menjadi US$ 3.870.
Febrio pun berpandangan bahwa turunnya kelas Indonesia menjadi negara menengah ke bawah merupakan sesuatu yang wajar, karena dibandingkan negara lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia ter kontraksinya lebih rendah.
"Kita dibandingkan negara seperti India -8%, Afrika Selatan -7%. Kemudian Brazil -4%, Thailand -6%, Filipina -9,5%, Malaysia -5,6% . Jadi ini menurut saya sesuatu yang wajar," tuturnya,
Lagi pula, kata Febrio penurunan status Indonesia yang dilakukan Bank Dunia ini tidak memberikan pengaruh terhadap masyarakat.
Pasalnya pemerintah telah mampu melindungi 40% masyarakat miskin dan rentan bahkan telah menjaga lima juta orang agar tidak menjadi miskin melalui berbagai program.
"Apa dampak bagi masyarakat kita? Hampir tidak ada. Mau 4.050 dolar AS mau 3.870 dolar AS tingkat kemiskinan kita tahan," tuturnya.
Dengan demikian, Febrio meminta semua pihak untuk bekerjasama mengendalikan pandemi covid-19 dengan terus menerapkan protokol kesehatan, di sisi lain pemerintah terus mempercepat vaksinasi.
Upaya kerjasama ini diperlukan untuk mendorong Indonesia keluar dari tekanan pandemi covid-19 sehingga akselerasi pemulihan ekonomi dan mobilitas kegiatan ekonomi dapat kembali pulih.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bank Dunia Beri Ramalan Kurang Oke untuk Ekonomi RI: PDB 3,7%