
Indonesia Darurat Corona, Impor Oksigen Melonjak 70%!

Tingginya angka pasien positif corona membuat sistem pelayanan kesehatan nasional jungkir-balik. Rumah sakit penuh, sampai banyak yang mendirikan tenda untuk menampung pasien yang baru datang.
Dokter, perawat, petugas ambulans, petugas pemakaman, dan tenaga medis lainnya kewalahan bekerja pagi-siang-sore-malam-pagi dengan risiko sangat tinggi yaitu ikut terpapar virus corona.
Salah satu dampak lonjakan kasus positif corona adalah peningkatan kebutuhan oksigen. Sebab, virus corona menyebabkan pasokan oksigen dalam darah menipis sehingga menghirup dari udara saja tidak cukup. Harus ada bantuan dari oksigen murni.
Permintaan oksigen yang tinggi membuat pasokan di pasar menipis. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), total kebutuhan oksigen medis untuk Jawa-Bali terus naik dari 800 ton per hari pada 30 Juni 2021 menjadi 1.400 ton per hari pada 1 Juli 2021, kemudian 2.262 ton per hari pada 3 Juli 2021, dan kemudian naik lagi menjadi 2.323 ton per hari pada 6 Juli 2021. Kemenkes juga memprediksi adanya tambahan kebutuhan sebesar 71 ton setiap 3 hari.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengemukakan, kapasitas nasional produksi oksigen sebelumnya sebesar 1.700 ton per hari. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sudah merealisasikan pasokan oksigen tambahan sebesar 920,5 ton per hari.
Untuk menjaga agar pasokan oksigen tetap tersedia, Indonesia beralih ke pasar impor. Berdasarkan catatan Kemenperin, dari total tambahan pasokan oksigen sebesar 922,9 ton per hari, 650 ton per hari di antaranya berasal dari impor atau sekitar 70,4%. Sedangkan sisanya, yakni 272,9 ton per hari atau 29,6%, merupakan produksi lokal.
Halaman Selanjutnya --> Impor Oksigen Melonjak
(aji/aji)