
PPKM Darurat ke Luar Jawa-Bali, Ini Efeknya Bagi Ekonomi RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memutuskan untuk memperluas pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat di 15 kota luar Pulau Jawa dan Bali.
Kendati demikian, pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2021 akan berada pada kisaran 3,7% sampai 4,5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan dengan adanya PPKM Darurat di Pulau Jawa dan Bali dan 15 kota di luar Jawa-Bali maka pertumbuhan ekonomi pada Kuartal III-2021 menjadi tantangan.
Diperkirakan indeks konsumsi masyarakat, yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia akan turun di bawah 50%. Oleh karena itu, belanja pemerintah akan kembali diandalkan untuk mendorong perekonomian.
"Kita andalkan kembali anggaran pemerintah, konsumsi pemerintah di Kuartal III masih didorong di atas 5,6% dan akan konsisten sampai Kuartal IV-2021," jelas Airlangga dalam konferensi pers, Jumat (9/7/2021).
Ia juga berharap momentum pertumbuhan investasi bisa tetap dijaga dalam rentang 4% sampai 5%. Sementara ekspor diharapkan bisa tetap tumbuh 12% sampai 14%, dan impor bisa tumbuh pada kisaran 12%.
Sehingga keseluruhan akhir tahun 2021, pertumbuhan ekonomi bisa tetap tumbuh dalam rentang 3,7% sampai 4,5%.
"Berharap di akhir tahun ini bisa kita jaga antara 3,7% sampai 4,5% tapi kembali tergantung dari varian delta dan berharap varian delta bisa tertangani," ujarnya.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu mengungkapkan perluasan PPKM Darurat di luar Pulau Jawa dan Bali sudah pasti akan berdampak terhadap ekonomi Indonesia.
Kendati demikian, pemerintah akan selalu terus mengantisipasinya karena APBN akan bekerja secara fleksibel dalam merespon pandemi Covid-19 di tanah air.
"Nanti akan antisipasi terus, apakah akan lebih rendah dari 3,7% (full year 2021), sejauh ini tidak. Sejauh ini sudah antisipasi. Ingat Jawa dan Bali kontribusi ke perekonomian Indonesia 65% dan ini bisa kita jaga."
"Kondisi Jawa-Bali prioritas kasusnya turun, masyarakat sehat dan selamat, dan demikian antisipasi dampaknya ke perekonomian," jelas Febrio.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengusaha Ragu Penerbangan Cepat Pulih, Bisa Ekonomi 7%?