
Penurunan Emisi Karbon Dunia Diramal Hanya Terjadi Sementara

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengembangan proyek Energi Baru Terbarukan (EBT), khususnya pembangkit listrik tenaga angin dan surya, di dunia pada 2020 melesat dengan cepat.
Menurut kajian tahunan energi BP, berkembang pesatnya EBT pada 2020 karena dipicu adanya pandemi. Namun demikian, berdasarkan laporan BP, perubahan di sektor EBT ini belum mencerminkan target pengurangan emisi karbon guna memerangi perubahan iklim yang didukung PBB.
Penurunan emisi karbon terbesar selama 75 tahun terakhir memang terjadi pada tahun lalu, dan menempatkan dunia lebih dekat ke jalur yang diperlukan untuk mencapai target menjaga pemanasan global di bawah 2 derajat Celcius pada abad ini.
Akan tetapi, Kepala Ekonom BP Spencer Dale mengatakan, ada kemungkinan jika penurunan ini hanya bersifat sementara. Perubahan pada 2020, imbuhnya, terjadi akibat pandemi, sehingga ada perbedaan nyata dalam memenuhi target iklim.
"Ada kemungkinan besar bahwa sebagian besar penurunan itu hanya sementara," katanya, sebagaimana dilansir dari Reuters, Jumat (09/07/2021).
Perlambatan ekonomi pada tahun saat semua negara fokus pada penanganan pandemi menyebabkan penurunan permintaan energi global sampai dengan 4,5%, di mana sebagian besar didorong oleh anjloknya konsumsi minyak sampai 9,3%.
Permintaan minyak terendah terjadi pada April 2020, di mana penurunannya sampai sekitar 20% atau 20 juta barel per hari (bph). Dale mengatakan, penurunan penggunaan energi akan berbalik saat ekonomi bangkit setelah krisis Covid-19.
BP merupakan salah satu perusahaan energi terbesar di dunia yang punya target mengurangi emisi dari minyak dan gas yang dihasilkannya, yakni menjadi nol emisi pada 2050 mendatang.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Pajak Karbon, Apa Iya Energi Terbarukan Bakal Berkembang?
