
IKK Juni Moncer, tapi Awas Berpeluang Drop Lagi Bulan Depan!

Jakarta, CNBC Indonesia - Rilis Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) hari ini menjadi angin segar tambahan bagi pasar modal. Namun, harap hati-hati, angin ini tidak akan bertahan lama di tengah tingginya kasus Covid-19 yang memicu pengetatan aktivitas masyarakat.
Berdasarkan survei Bank Indonesia (BI), IKK pada Juni 2021 berada di 107,4 atau naik jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 104,4. IKK di atas angka 100 mengindikasikan optimisme, dan sebaiknya di bawah 100 menunjukkan pesimisme.
Ini merupakan yang ketiga kali bagi IKK Indonesia berada di area optimistis secara beruntun. Hal ini wajar terjadi mengingat indikator perekonomian sepanjang kuartal kedua tahun ini cenderung menjanjikan, di mana pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi 7-8%.
Secara triwulanan, IKK tersebut tercatat lebih tinggi dari posisi triwulan I-2021 yang sebesar 88 (atau masih pesimistis), maupun pada triwulan II 2020 yang juga masih pesimistis di angka 82,1. Bisa dikatakan kuartal kedua semestinya menjadi titik balik konsumsi masyarakat.
"Hal ini juga mempertimbangkan hasil SK yang mengindikasikan penguatan optimisme konsumen pada Juni 2021 tersebut terutama didorong oleh persepsi konsumen yang membaik terhadap kondisi ekonomi saat ini, meski masih berada pada area pesimis (<100)," sebut keterangan tertulis BI yang dirilis pada Kamis (8/7/2021).
Dengan demikian, survei tersebut menunjukkan bahwa konsumen Indonesia kian optimistis dengan prospek ekonomi dan yakin akan berbelanja lebih. Keyakinan konsumen terpantau membaik pada seluruh kategori tingkat pengeluaran dan kelompok pendidikan, serta pada mayoritas kelompok usia responden.
Secara spasial, keyakinan konsumen membaik di delapan kota yang disurvei, di mana keyakinan tertinggi dicetak di salah satu provinsi terpadat nasional yakni Banten (Jawa Barat), diikuti oleh Denpasar dan Mataram yang merupakan pusat industri pariwisata nasional.
Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat di kota-kota tersebut yakin bahwa pembatasan sosial bakal kian dikurangi, sehingga aktivitas masyarakat termasuk belanja mereka akan kembali ke titik normal. Demikian juga halnya pariwisata.
Rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi pada Juni 2021 terpantau sedikit menurun dari bulan sebelumnya, yaktu dari 75,8% menjadi 75,5%. Sementara itu, rerata rasio pembayaran cicilan/utang sebesar 9,6% atau tidak berubah dari bulan sebelumnya.
Di sisi lain, proporsi pendapatan yang disimpan (saving to income ratio) tercatat 14,9%, atau sedikit meningkat dibandingkan dengan sebelumnya (14,6%). Hal ini mengindikasikan bahwa likuiditas atau amunisi untuk berbelanja sebenarnya sudah tersimpan, menunggu dipakai.