
Rumah Elite Diobral Sampai Brompton Hancur-Hancuran, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Saat ini ada fenomena menarik soal kondisi kelas ekonomi menengah atas perkotaan seperti Jakarta. Saat pandemi makin menggila, ada fenomena orang-orang kaya mengobral rumah mewahnya di kawasan elite. Saat bersamaan tren harga sepeda 'kelas atas' seperti Brompton juga sedang hancur-hancuran.
Hal ini memunculkan pertanyaan, sebenarnya apa yang sedang terjadi saat ini pada orang-orang kaya kala pandemi sedang menggila terutama di kota besar seperti Jakarta?
Ada indikasi bahwa banyak orang kaya yang mulai 'angkat tangan' dengan menjual aset rumahnya demi menutupi kebutuhan lain seperti bisnis karena hantaman pandemi.
"Mereka banyak yang coba liquid-kan aset, artinya mereka butuh duit saat ini, ini bukan waktu yang tepat untuk menjual aset, karena ekonomi dan harga lagi turun, kecuali sudah kepepet," kata Wakil Direktur INDEF (Institute for Development of Economics and Finance) Eko Listyanto kepada CNBC Indonesia.
Pemilik aset kawasan elite lebih mudah menjual karena biasanya aset yang dilego bukan satu-satunya yang menjadi miliknya, tapi justru tidak ditempati. Sebagian pemilik membeli dengan maksud investasi jangka panjang dan berharap adanya kenaikan hingga berkali-kali lipat. Namun, ketika terdesak, maka mengobral rumah dengan harga miring jadi jalan keluar.
"Misal cadangan di perusahaan sudah digunakan, kemudian tetap turun juga, sudah minta restrukturisasi ke bank, tapi restrukturisasi bukan berarti 0, biasanya pilih bayar bunga atau pokoknya dulu, tetap harus ada cash, aliran uang ke bank, nggak henti 100%. Proses itu menuntut orang-orang kaya di sekitar Menteng, Pondok Indah terpaksa harus mencairkan asetnya meski dengan harga di bawah," sebut Eko.
Halaman Selanjutnya >> Harga Sepeda Brompton 'Hancur-Hancuran'