
Simak, Ini Jurus RI Bisa Capai Bebas Karbon 2060

Jakarta, CNBC Indonesia - RI sedang mengembangkan strategi jangka panjang menuju emisi nol bersih atau net zero emission pada 2060 mendatang. Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial.
Dalam diskusi daring yang digelar hari ini, Rabu (07/07/2021), dia memaparkan strategi yang bakal ditempuh untuk mencapai target tersebut, yakni melalui pengembangan energi baru terbarukan (EBT) secara masif dan juga pengurangan pemanfaatan energi fosil atau pemanfaatan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS).
"Demi mencapai target penurunan emisi, saat ini juga sedang disusun strategi jangka panjang sektor energi menuju karbon netral," ungkap Ego.
Dia mengatakan, pengembangan EBT dilakukan melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), biomassa, panas bumi, air, energi laut, nuklir, hidrogen, dan baterai atau Energy Storage System (ESS).
Kemudian, untuk pengurangan energi fosil, bisa melalui pemanfaatan teknologi CCS/CCUS, pelaksanaan program co-firing biomassa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hingga mempensiunkan PLTU dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU).
Pemerintah berencana tidak akan menambah PLTU baru, kecuali yang sudah kontrak atau konstruksi, tambahan pembangkit fosil pun hanya dengan teknologi CCS/CCUS di mana PLTGU+CCS/CCUS mulai 2031 dan IGCC+CCS mulai 2038.
Selain itu, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) pun akan dikonversi ke pembangkit EBT.
"Melalui pengembangan EBT secara masif, pengurangan pemanfaatan energi fosil, pemanfaatan teknologi CCS/CCUS, pemanfaatan kendaraan listrik dan pengembangan interkoneksi transmisi dan Smart Grid," ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, skenario yang disusun ini melibatkan berbagai badan dan lintas kementerian.
"Ini mencakup beberapa upaya yang akan dilakukan Indonesia untuk mencapai emisi Net Zero," ujarnya.
Ego menyebut, sesuai dengan UU No. 16 Tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement, Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29%-41% pada tahun 2030.
"Dari penurunan emisi tersebut, sektor energi berkontribusi dalam menurunkan sebesar 314-398 juta ton CO2 tahun 2030, melalui pengembangan energi terbarukan, pelaksanaan efisiensi energi, dan konservasi energi, serta penerapan teknologi energi bersih," paparnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rencana Ambisius RI Setop PLTU Diminta Dikaji Ulang, Kenapa?