
Satu Kata Kunci Sri Mulyani untuk 2022: Ketidakpastian!

Berikut rincian asumsi makro dalam RAPBN 2022 yang telah disepakati:
- Pertumbuhan ekonomi 5,2-5,8%
- Inflasi 3 plus minus 1%
- Tingkat bunga SUN 10 tahun 6,32 - 7,27%
- Nilai tukar rupiah Rp 13.900 - Rp 14.800/US$
- ICP US$ 55 - US$ 70 per barel
- Lifting minyak bumi 686.000-750.000 barel per hari
- Lifting gas bumi 1,031-1,200 juta BOEPD
Postur Fiskal 2022 :
Pendapatan Negara 10,18% - 10,44% dari PDB
- Penerimaan Perpajakan 8,37% - 8,42% dari PDB
- PNBP 1,80% - 2% dari PDB
- Hibah 0,01% - 0,02% dari PDB
Belanja Negara 12,69% - 15,30% dari PDB
- Belanja Pemerintah Pusat 10,38% - 10,97% dari PDB
- Transfer ke Daerah dan Dana Desa 4,30% - 4,32% dari PDB
Defisit Keseimbangan Primer 2,31% - 2,65% dari PDB
Defisit Anggaran 4,51% - 4,85% dari PDB
Pembiayaan 4,51% - 4,85% dari PDB
- SBN Neto 4,81% - 5,80% dari PDB
- Rasio Utang 43,76% - 44,28% dari PDB
Target Indikator Pembangunan 2022:
- Nilai tukar petani 103-105
- Nilai tukar nelayan 104-106
- Pembangunan tingkat pengangguran terbuka 5,5-6,3%.
- Tingkat kemiskinan 8,5-9%
- Gini ratio indeks 0,36-0,378%
[Gambas:Video CNBC]