PLN Investasi Rp11 T Bangun Transmisi Sumatera, Bisa ke Rokan

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
06 July 2021 16:33
Sutet 500 kV Balaraja-Kembangan ,Proyek Prioritas untuk Keandalan Listrik Jawa – Bali. (Dok.PLN)
Foto: Sutet 500 kV Balaraja-Kembangan ,Proyek Prioritas untuk Keandalan Listrik Jawa – Bali. (Dok.PLN)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) memperkirakan kebutuhan investasi sebesar Rp 10,7-11 triliun untuk membangun transmisi listrik 500 kilo Volt (kV) di Sumatera.

Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril mengatakan, jaringan transmisi Sumatera ini juga bisa digunakan untuk mengalirkan listrik ke Blok Rokan, Riau yang akan dikelola PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mulai Agustus 2021 mendatang.

"Secara total, bangun transmisi yang ada, hitungan awal sekitaran total Rp 11-an triliun, Rp 10,7-11 triliun bangun konstruksi," ungkapnya saat konferensi pers, Selasa (06/07/2021).

Dia mengatakan, pembangunan transmisi sistem Sumatera ini diperkirakan akan membutuhkan waktu tiga tahun. Dengan demikian, setelah itu baru bisa mengalirkan listrik ke Blok Rokan.

Namun sampai proyek transmisi ini tuntas, PLN akan memasok kebutuhan listrik untuk Blok Rokan dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) North Duri Cogeneration (NDC) berkapasitas 300 Mega Watt (MW). PLTG tersebut selama ini dikelola PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN).

Hari ini, Selasa (06/07/2021), PLN baru saja menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham atau Share Sale & Purchase Agreement (SPA) dengan pemegang saham mayoritas MCTN, yakni Chevron Standard Limited (CSL).

Dengan demikian, dalam kurun waktu tiga tahun ke depan, PLN lah yang akan memasok listrik ke Blok Rokan, yang mulai Agustus 2021 mendatang akan dikelola oleh PT Pertamina Hulu Rokan, unit usaha PT Pertamina (Persero).

Jika hanya tiga tahun saja, kenapa PLN mesti melakukan akuisisi?

Menurut Bob, kontrak jual beli listrik dan uap antara PLN dengan Pertamina terdiri dari kontrak jangka panjang dan jangka pendek.

Dua jenis kontrak ini menurutnya menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Transisi Blok Rokan hanya tinggal sebulan lagi dan selama tiga tahun pembangunan transmisi, menurutnya mau tidak mau harus menggunakan pembangkit yang ada saat ini.

"Masa antara tiga tahun, itu satu-satunya yang ada, masalah waktu tanggal 8 (Agustus) transisi, kalau mau buat jaringan butuh dua tahun menggantikan benda itu, atau relokasi satu tahun," kata Bob.

Jika ada jeda waktu untuk bisa memenuhi kebutuhan listrik di Blok Rokan, maka ini bisa mengganggu produksi minyak Blok Rokan. Menurutnya, kebutuhan listrik di Blok Rokan bisa mencapai 400 mega watt (MW).

"Sebenarnya 270 MW dari MCTN, 130 MW dari yang milik negara diambil PHR cost recovery. Uap paling besar MCTN. Untuk masa transisi, maka ini satu-satunya jalan dapat listriki," ungkapnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gak Wajar, Chevron Lelang Proyek Listrik Blok Rokan Rp 4,2 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular