PLN Akuisisi Pembangkit Listrik Rokan, Berapa Nilainya?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
06 July 2021 15:22
Pertamina Hulu Rokan manfaatkan suplai listrik dari PLN untuk Blok Rokan. Doc Pertamina
Foto: Pertamina Hulu Rokan manfaatkan suplai listrik dari PLN untuk Blok Rokan. Doc Pertamina

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) sudah resmi mengakuisisi Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) North Duri Cogeneration (NDC) berkapasitas 300 Mega Watt (MW) yang dikelola PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN). Pembangkit listrik ini digunakan untuk memasok listrik blok minyak Rokan, Riau.

Akuisisi ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Jual Beli Saham atau Share Sale & Purchase Agreement (SPA) antara PLN dan pemegang saham mayoritas MCTN, yakni Chevron Standard Limited (CSL), hari ini, Selasa (06/07/2021).

Lalu, berapa nilai akuisisi ini? Apakah benar mencapai US$ 300 juta seperti yang digembar-gemborkan beberapa waktu lalu?

Mengenai hal ini, Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril mengatakan pihaknya tidak bisa menyebutkan nilai akuisisi tersebut saat ini. Namun dirinya berjanji akan menyampaikannya satu bulan ke depan.

"Nilai nanti, takutnya disomasi, nanti disemprit berkali-kali lagi, jadi nanti saja percaya kami sampaikan, gak bermaksud menutupi," ungkapnya dalam konferensi pers, Selasa (06/07/2021).

Namun dia memastikan, bahwa nilai akuisisi yang diterima pihaknya merupakan hasil terbaik dari hasil negosiasi selama ini.

"Karena ada nego, kita harga terbaik," lanjutnya.

Bob menjabarkan perjanjian ini merupakan perjanjian jual beli listrik dan uap, sehingga selama tiga tahun ke depan suplai listrik dan uap akan dipenuhi. Setelah akuisisi ini, maka MCTN akan menjadi milik PLN 100%.

Lebih lanjut dia mengatakan, setelah akuisisi ini, PLN akan membangun transmisi dari sistem Sumatera untuk memasok kelistrikan Blok Rokan. Untuk membangun transmisi ini, dibutuhkan waktu setidaknya tiga tahun.

"Untuk masa selanjutnya akan gunakan listrik Sumatera, ini (pembangkit existing) back up saja karena kalau perhatikan sistem ketenagalistrikan Sumatera sudah cukup bagus," jelasnya.

Sistem listrik di Sumatera menurutnya sudah mix dengan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT). Tidak hanya gas, namun ada juga air, geothermal, dan batu bara yang murah, sehingga efisien dan handal.

"Keandalan ada juga di dalamnya jika ada gangguan dan lainnya. Berikutnya adalah pelaksanaan ini butuh waktu tiga tahun," jelasnya.

Untuk diketahui, pembangkit listrik MCTN berkapasitas 300 Mega Watt (MW) ini telah dibangun sejak 20 tahun lalu dengan nilai investasi sekitar US$ 190 juta atau sekitar Rp 2,7 triliun (asumsi kurs Rp 14.500 per US$).

PLN dan CSL disebutkan telah melakukan komunikasi untuk mengakuisisi saham CSL di MCTN ini sejak November 2020.

PLN juga sudah menandatangani perjanjian jual beli listrik dan uap dengan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) pada 1 Februari 2021. Dengan akuisisi ini, maka PLN memastikan akan memasok listrik dan uap kepada Pertamina saat ambil alih pengelolaan Blok Rokan dari Chevron Pacific Indonesia (CPI) pada 9 Agustus mendatang.

Kontrak bagi hasil produksi minyak dan gas bumi (Production Sharing Contract/ PSC) CPI di Blok Rokan akan berakhir pada 8 Agustus 2021 mendatang. Operator selanjutnya dikerjakan oleh PT Pertamina Hulu Rokan, unit usaha PT Pertamina (Persero).

Pjs. SVP Corporate Communication & Investor Relations Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, perseroan menargetkan produksi minyak di Blok Rokan tahun ini minimal bisa dipertahankan di level yang sama dengan yang dijalankan Chevron saat ini yakni 165.000 barel per hari (bph).

Tapi, perseroan akan terus berupaya untuk meningkatkannya.

"Minimal dipertahankan sama dengan produksi tahun ini yang sudah dijalankan CPI, sekitar 165 ribu BOPD," ucapnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sah! PLN Resmi Akuisisi Pembangkit Listrik Blok Rokan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular