Kecemasan Sri Mulyani Soal Covid-19 Kian Nyata di Depan Mata!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 July 2021 09:25
Sri Mulyani dalam keterangan pers terkait hasil sidang kabinet paripurna, Jakarta, (5/7/2021). (Dok: Tangkapan layar Youtibe Setpres RI)
Foto: Sri Mulyani dalam keterangan pers terkait hasil sidang kabinet paripurna, Jakarta, (5/7/2021). (Dok: Tangkapan layar Youtibe Setpres RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) masih mengganas di Indonesia. Tambahan pasien baru masuk deretan yang terbanyak di dunia.

Kementerian Kesehatan melaporkan, jumlah pasien positif corona di Tanah Air per 5 Juli 2021 adalah 2.313.829 orang. Bertambah 29.745 dari hari sebelumnya. Ini adalah rekor tertinggi penambahan kasus harian sepanjang pandemi virus corona melanda Ibu Pertiwi.

Dalam dua pekan terakhir, rata-rata tambahan pasien dalam sehari sudah di atas 20.000 orang, tepatnya 22.099 orang. Melonjak lebih dari dua kali lipat dibandingkan rerata dua pekan sebelumnya yaitu 10.101 orang per hari.

Dalam jumpa pers akhir pekan lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sudah memberi wanti-wanti. Bendahara Negara menggarisbawahi kasus harian yang melonjak dan masuk daftar 10 besar dunia.

"Dilihat kasus harian, untuk kumulatif Indonesia tidak masuk dalam 10 besar. Namun kasus harian 30 Juni, Indonesia masuk di dalam salah satu kasus tertinggi," tegas Sri Mulyani.

Wajar Sri Mulyani cemas. Sebab kini Indonesia tidak cuma masuk 10 besar, tetapi sudah jadi runner-up!

Kemarin, tambahan 29.745 orang pasien baru adalah yang kdua terbanyak di dunia. Hanya lebih sedikit ketimbang India (34.067 orang).

Halaman Selanjutnya --> Kasus Aktif Corona Indonesia Peringkat 6 Dunia!

Tidak hanya kasus positif, angka kasus aktif juga patut menjadi perhatian. Kasus aktif adalah data pasien yang masih dalam perawatan, baik di fasilitas kesehatan maupun secara mandiri. Data ini menggambarkan seberapa besar beban yang ditanggung sistem pelayanan kesehatan di suatu negara.

Per 5 Juli 2021, kasus aktif corona di Indonesia mencapai 309.999 orang. Angka ini adalah yang keenam terbanyak di dunia. Bisa dibayangkan betapa beratnya beban yang ditanggung oleh sistem pelayanan kesehatan nasional.

Data yang perlu juga diwaspadai adalah tingkat reproduksi efektif (Rt) virus corona. Jika angka Rt lebih dari satu, maka seorang pasien positif corona berisiko menulari orang lain sehingga rantai penularan semakin panjang. Oleh karena itu, Rt harus ditekan ke bawah satu kalau ingin memutus rantai penyebaran virus.

Apesnya, sekarang Indonesia boleh dikata sedang gawat bin darurat. Soalnya hanya 10 dari 34 provinsi yang punya Rt di bawah satu. Jadi di 24 provinsi, rantai penyebaran virus corona masih panjang sehingga tidak heran terjadi lonjakan kasus secara nasional.

Berikut perkembangan Rt di setiap provinsi per 5 Juli 2021 pukul 12:21 WIB, mengutip data Bonza:

Berbagai data tersebut menunjukkan bahwa Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Pandemi virus corona masih menjadi momok bagi kehidupan rakyat sehari-hari.

Jika tidak segera bisa dikendalikan, maka entah kapan rakyat bisa hidup normal kembali. Pandemi ini tidak hanya menjadi tragedi kesehatan dan kemanusiaan, tetapi juga sosial-ekonomi.

"Ini perlu waspada. Makanya kecepatan imun di masyarakat dari vaksinasi jadi syarat penting dan juga protokol kesehatan, sehingga Covid-19 bisa dikendalikan dan ekonomi bisa tetap dipertahankan," kata Sri Mulyani dalam jumpa pers virtual usai Rapat Kabinet Terbatas, kemarin.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular