
Ekonomi Dihantam, Pemerintah Gantungkan Nasib ke Batubara Cs!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2021 mencapai 7%. Sementara kuartal III akan ada penurunan seiring dengan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat akibat lonjakan kasus covid-19.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, peluang besar untuk mendorong ekonomi Indonesia adalah komoditas seperti batubara hingga Crude Palm Oil (CPO). Apalagi dalam beberapa waktu terakhir ada tren kenaikan harga yang signifikan.
"Tentu dengan harga komoditas CPO, batubara, ekspor diharapkan kita pertahankan terus. Global demand juga meningkat," ungkap Airlangga dalam konferensi pers Senin (5/7/2021).
Pada Mei 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor sebesar US$ 16,6 miliar, melonjak 58,76% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya atau year-on-year/yoy. Ini menjadi pertumbuhan tertinggi sejak Januari 2010.
Lonjakan harga komoditas andalan ekspor Indonesia menjadi penyebabnya. Menurut catatan BPS, harga batu bara melejit 103,9% yoy, minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) meroket 174% yoy, dan tembaga terdongkrak 93,4%.
Di samping itu juga optimalisasi belanja pemerintah agar bisa menjaga kontraksi pada sisi konsumsi yang tertekan akibat pengetatan mobilitas penduduk. "Oleh karena itu di kuartal III terjadi kontraksi, tapi relatif masih positif," jelasnya.
Keseluruhan tahun Airlangga perkirakan ekonomi Indonesia tumbuh pada rentang 3,7-4,5%. Asumsi yang digunakan, penyebaran kasus covid bisa turun signifikan sampai dengan akhir Juli.
"Maka range ekonomi 3,7-4,5%, itu tergantung kondisi penanganan varian delta ini. Diharapkan PPKM darurat Jawa Bali dan ppkm diperketat di luar Jawa Bali penyebaran bisa ditahan," terang Airlangga.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Kabar Soal PHK Massal, Ini Respons Airlangga