
Aktivitas Warga Hong Kong Dekati Pra-Pandemi, Bagaimana RI?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) membuat dunia porak-poranda. Miliaran penduduk bumi terpaksa mengurangi aktivitas di luar rumah agar tidak tertular virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China itu.
Berdasarkan catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah pasien positif corona di seluruh negara per 2 Juni 2021 mencapai 182.319.261 juta orang, lebih banyak ketimbang gabungan populasi Jerman dan Prancis.
Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 371.286 orang per hari. Berkurang ketimbang rerata 14 hari sebelumnya yaitu 378.060 orang saban harinya.
Meski laju penambahan kasus positif melandai, tetapi dunia belum sepenuhnya bebas. Kehadiran virus corona varian baru yang lebih mudah menyebar menjadi tantangan baru, yang kini harus dihadapi sejumlah negara termasuk Indonesia.
Oleh karena itu, aktivitas publik belum bisa kembali seperti masa sebelum pandemi. Pemerintahan di berbagai negara masih memberlakukan pembatasan di sana-sini, tidak terkecuali di Indonesia dengan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Tidak hanya mengikuti anjuran pemerintah, warga secara sukarela juga masih membatasi kegiatan di luar rumah.
Nah, The Economist punya ukuran untuk melihat sejauh mana kegiatan masyarakat sudah kembali normal. Indikator ini disebut Normalcy Index. Semakin angkanya mendekati 100, maka semakin dekat menuju kondisi pra-pandemi.
Dari 50 negara yang diukur, hasil Normalcy Index secara global adalah 66. Kini sudah lebih banyak warga yang beraktivitas di luar rumah dengan nilai indeks 95.
Akan tetapi, masih ada sejumlah aktivitas yang masih jauh tertinggal. Contohnya adalah penerbangan (29), pergi ke bioskop (23), dan menyaksikan pertandingan olahraga (17).
Halaman Selanjutnya --> Hong Kong Paling Normal, Indonesia Peringkat 40