Jakarta, CNBC Indonesia - Lonjakan pasien terinfeksi kasus Covid-19 di Indonesia terus bertambah. Setiap harinya bahkan ada ratusan orang meninggal dunia akibat virus ini.
Hingga Rabu (30/6/2021), terdapat tambahan pasien kasus positif Covid-19 sebanyak 21.807 orang. Dengan penambahan pasien itu kini kasus di Indonesia mencapai 2.178.272 orang.
Pemerintah juga mencatat ada penambahan 10.807 pasien yang dinyatakan sembuh. Dengan demikian, total pasien sembuh dari Covid-19 ada 1.880.413 orang.
Sementara penambahan pasien yang tutup usia sebanyak 467 orang. Sehingga jumlah pasien meninggal dunia akibat Covid-19 hingga saat ini menjadi 58.491 orang.
Di saat bersamaan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) beserta kabinetnya juga tengah memfinalisasi aturan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat. PPKM Mikro Darurat diklaim pemerintah dapat menjadi solusi untuk menekan laju penularan virus corona.
Jokowi mencontohkan tingginya penularan Covid-19 yang terjadi di DKI Jakarta. Berdasarkan peta risiko, zona merah Covid-19 di RT/RW di Jakarta Barat sudah merata.
Oleh karenanya, PPKM Mikro Darurat diharapkan mampu menekan laju penularan virus. PPKM Mikro Darurat dilakukan pada 3-20 Juli 2021. Targetnya adalah penurunan kasus konfirmasi harian 10 ribu/hari.
"Memang harus ada sebuah keputusan yang tegas untuk menyelesaikan masalah ini. Kebijakan PPKM darurat ini mau tidak mau harus kita lakukan," ujar Jokowi, saat membuka Munas Kadin yang ditayangkan Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (30/6/2021).
Simak Pidato Presiden Jokowi Memutuskan PPKM Mikro Darurat di Bawah Ini
[Gambas:Video CNBC]
Kendati demikian, sejumlah epidemiolog memandang, upaya pemerintah menghalau penularan kasus Covid-19 dengan cara PPKM Darurat sekali pun tidak akan berhasil. Karena pada akhirnya, kebijakan ini hanya soal pergantian nama saja, dan sudah seringkali dilakukan pemerintah selama ini.
Sehingga, upaya pembatasan wilayah atau lockdown secara regional dinilai akan lebih efektif dalam menekan lonjakan kasus penularan Covid-19 sekarang ini.
Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, PPKM Mikro Darurat tidak akan berbeda signifikan seperti penerapan PPM Mikro sebelumnya.
Karena jelas PPKM sebelumnya tidak terbukti signifikan menurunkan angka reproduksi. Bahkan sekarang angka reproduksi nasional 1,40 dan sebelumnya di Januari itu 1,19. Terus meningkat dan growth rate meningkat di sekitar 50%.
"Kenapa ini sekarang digaungkan Lockdown, karena potensi perburukan, akan memakan korban jiwa dan kolapsnya layanan rumah sakit di akhir Juli sampai pertengahan Agustus. Dengan angka-angka cukup serius dan mengerikan dari sisi proyeksi," jelas Dicky kepada CNBC Indonesia, Rabu (30/6/2021).
"Kalau kita bicara sains dan percaya pada sains, kita harus merujuk itu (lockdown)," kata Dicky menegaskan.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Hermawan Saputra. Dirinya dengan lugas mengatakan hanya lockdown lah cara paling efektif untuk menekan ganasnya penularan virus corona saat ini.
Dari sisi jenis virus, kata Hermawan saat ini sudah berbeda dari jenis virus yang sebelumnya. Virus kali ini lebih cepat berkembang dan menular kepada masyarakat.
"Cara yang paling logis memutus mata rantai adalah lockdown secara regional. Misalnya di Jawa, dan bisa bertahap sewaktu-waktu ke depan misalnya harus di Sumatera, Kalimantan, dan seterusnya," jelas Hermawan.