
Asosiasi RS Curhat Penagihan Perawatan Pasien Covid-19 Rumit!

Jakarta, CNBC Indonesia - Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) mengharapkan mekanisme penagihan untuk perawatan pasien Covid-19 bisa lebih sederhana. Dengan begitu pihak RS bisa lebih cepat memenuhi kebutuhannya seperti APD maupun obat-obatan terutama di saat darurat seperti sekarang.
Sekjen Persi Lia Partakusuma mengatakan, saat ini persyaratan penagihan masih rumit karena banyaknya data yang diminta, sementara tidak semua RS di Indonesia memiliki ekosistem IT yang baik. Akibatnya jika ada hambatan dalam penagihan atau tunggakan pembayaran maka bisa ada hambatan dalam pengadaan kebutuhan rumah sakit.
"Untuk masalah tunggakan kami terus menerus berdialog dengan pemerintah seperti dengan Kemenkes, terakhir disampaikan sebagian dari insentif tenaga kesehatan dan tunggakan RS ini akan dikeluarkan minggu ini. Kami menunggu sekali," kata Lia dalam Profit CNBC Indonesia, Senin (28/6/2021).
Dengan begitu biaya operasional rumah sakit diharapkan bisa lebih lancar karena banyaknya. Dia mengatakan perhitungan 2020-2021, yang sudah keluar sebagian untuk 2021 dan untuk 2020 nampaknya masih ada yang beberapa harus mencocokkan data.
"RS di Indonesia kan banyak dan ada rumah sakit yang tidak memiliki IT yang baik. Butuh pencatatan yang rapi dan detail. Karena banyak sekarang katanya rumah sakit agak lambat menagih, kami harap sistem ini dipermudah," ujarnya.
"Untuk menghadapi lonjakan ini butuh biaya operasional dan ini meningkat dibanding posisi sebelumnya, kami butuh APD, obat dan SDM, kami berharap minggu ini bisa dikeluarkan jadi bisa terbantu kebutuhan kami," tambahnya.
Saat ini banyak RS yang menambah kapasitasnya, mulai dari mengutilisasi ruangan yang keterisian di atas 80%. Kemudian IGD diperluas areanya dengan tenda-tenda di luar rumah sakit. Tempat isolasi di RS pun sudah ditambahkan bukan hanya di ruangan tapi juga IGD yang kini menjadi tempat isolasi. Kemudian ada tenda-tenda yang terpisah bagi pasien yang mengalami gangguan pernapasan dengan saturasi jelek.
"Pekerjaan RS cukup berat, dengan kondisi tenaga eksisting berkurang ini terus terang saja kami sudah kewalahan. Kami sudah menunggu tambahan tenaga tapi tidak semudah itu, karena mereka yang kerja di ruang isolasi pun harus ada tambahan kompetensi. Jadi tidak semua orang yang bekerja di kesehatan mampu bekerja di ruang isolasi atau ICU," kata Lia.
Selain itu, lonjakan kasus ini juga meningkatkan kecemasan masyarakat sehingga semakin banyak yang datang ke rumah sakit dan meminta oksigen meski dengan keluhan ringan. Lia menegaskan oksigen tidak bisa sembarangan diberikan kepada setiap pasien di rumah sakit dan ada persyaratannya.
"Kami harap masyarakat tidak panik, kalau makin panik RS makin penuh dan akhirnya kebutuhan yang seharusnya bisa diberikan jadi tidak bisa diberikan karena pasien melonjak tajam," katanya.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Covid-19 Terus Naik, Rumah Sakit Bisa Kewalahan
