Pengusaha Mal Khawatir Ada PSBB Ketat, Kunjungan Bisa Anjlok!

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
20 June 2021 14:30
Suasana permainan anak di salah satu mal di Jawa Barat yang sepi pengunjung, Jumat (11/6/2021). Pandemi Covid-19 belum reda dan penerapan protokol kesehatan (prokes) masih dilakukan termasuk di dalam wahana permainan anak. 
Mencegah penyebaran virus corona sejumlah pemerintah daerah di Indonesia mengambil langkah meliburkan sekolah. Kebijakan ini cukup dilematis mengingat ada kekhawatiran anak-anak justru malah memadati wahana-wahana permainan.
Namun hal itu tak terbukti. Setidaknya tidak terjadi di Jawa Barat. Dari pantauan CNBC Indonesia, wahana permainan anak di mal ini sepi. Salah satu karyawan wahana permainan mengungkapkan, merosotnya jumlah pengunjung yang datang sebenarnya sudah terjadi semenjak merebaknya pemberitaan di media massa tentang virus corona. Orang -orang menjaga batas sosial dan menjauhi kerumunan.
Foto: Suasana permainan anak di salah satu mal di Kota Depok, Jawa Barat, yang sepi pengunjung pada, Jumat (11/6/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus positif Covid-19 kembali melonjak beberap waktu belakangan. Melihat hal tersebut, pengusaha mal khawatir jika pemerintah akan kembali menerapkan pembatasan ketat seperti PSBB yang akan membuat pengunjung mal kembali anjlok.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan, kunjungan mal sebesar 30% adalah berasal dari pengunjung perkantoran.

"Jadi kalau 75% ini mereka tinggal di rumah tentunya akan berpengaruh pada kondisi pusat perbelanjaan," ujarnya kepada CNBC Indonesia seperti ditulis, Minggu (20/6/2021).

Dia memaparkan kondisi pusat perbelanjaan sampai dengan Juni 2021 sudah lebih baik dari tahun lalu. Khususnya di bulan Mei kemarin saat memasuki lebaran Idul Fitri.

Kunjungan bulan Juni agak menurun. Namun, menurut Alphonzus, hal itu wajar karena memang siklus selepas libur lebaran dari tahun ke tahun memang turun. Kondisi kunjungan yang membaik tahun ini disebabkan karena dua hal.

"Pertama adalah karena masyarakat sudah terbiasa adaptasi dengan kehidupan pandemi. Kemudian juga ada faktor lagi perihal vaksinasi, jadi vaksinasi sudah berjalan saat ini mendorong sentimen positif," ujarnya.



Dengan adanya vaksin membuat masyarakat merasa lebih percaya diri berkunjung ke pusat perbelanjaan. Namun di saat kunjungan sudah mulai normal, tiba-tiba angka positif Covid-19 kembali naik.

"Inilah yang sangat mengganggu dan ini sulit diprediksi. Kita sudah siap-siap antisipasi segala hal, kondisi ekonomi sudah berjalan baik menuju normal tiba-tiba kasus positif meningkat inilah yang mengganggu pemulihan dari perekonomian khususnya di pusat perbelanjaan," sesalnya.

Pihaknya berharap agar pemerintah, khususnya Pemprov DKI Jakarta, bisa melakukan penegakan atas pemberlakuan atas protokol kesehatan. Dia meminta agar protokol kesehatan bisa diberlakukan dengan ketat, disiplin, dan konsisten.

"Konsisten ini penting karena kalau terjadi pembatasan-pembatasan atau penambahan pembatasan berdasarkan pengalaman yang lalu itu bisa langsung turunkan jumlah pengunjung. Seperti awal tahun ini tingkat kunjungan 10% sampai 20% saja," tuturnya.

Apa yang sudah dicapai sampai saat ini, menurut Alphonzus, bisa sia-sia jika angka positif terus naik. Karena untuk mengembalikan kondisi kunjungan kembali tinggi lagi akan sangat sulit.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular