Ahli Epidemiologi ini Ungkap Biang Kerok 'Ledakan' Corona RI

Monica Wareza, CNBC Indonesia
20 June 2021 10:15
Pemakaman Covid-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (18/6/21). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Pemakaman pasien yang meninggal akibat Covid-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (18/6/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) menilai kenaikan kasusĀ Covid-19 di dalam negeri selama beberapa hari terakhir dinilai telah dapat diprediksi sejak beberapa pekan yang lalu. Namun, PAEI pemerintah dinilai gagal dalam melakukan intervensi dengan langkah pencegahan.

Kepala Bidang Pengembangan Profesi PAEI Masdalina Pane mengatakan, memang tak bisa dimungkiri penyulut kenaikan kasus Covid-19 adalah aktivitas masyarakat selama bulan puasa dan hari raya, seperti silaturahmi dan wisata. Pemicu yang paling dominan adalah masuknya varian Covid-19 baru ke Indonesia.

"Kenaikannya sudah bisa diprediksi, tapi sayangnya kita hanya memprediksi saja. Padahal pengendalian wabah itu membutuhkan intervensi, bukan cuma menghitung. Bukan cuma menghitung hari ini dapat berapa, kemudian besok berapa. Berapa sembuh, berapa mati, bukan itu. Pengendalian itu harus ada intervensi yang dilakukan untuk menahan itu, atau melakukan containment," kata Masdalina kepada CNBC Indonesia seperti ditulis pada, Minggu (20/6/2021).



Dia menilai pola kenaikan kasus ini sudah mulai terlihat sejak minggu kedua April 2021. Jika dikalkulasi hingga pekan lalu, ini merupakan kenaikan kasus selama sembilan minggu berturut-turut. Namun upaya intervensi yang dilakukan sangat rendah atau tidak efektif. Padahal upaya serupa pernah dilakukan dan terbukti berhasil dengan penurunan kasus 10 minggu hingga 15 minggu di beberapa daerah.

Menurut dia, upaya yang bisa dilakukan adalah meningkatkan tracing. Namun tracing itu bukan hanya untuk mencari kasus saja, melainkan hingga containment dengan melakukan isolasi dan karantina.

Namun, sayangnya, seiring dengan meningkatnya jumlah varian baru yang sudah masuk ke Indonesia, upaya itu semakin rendah dilakukan. Bahkan pemerintah menurunkan periode isolasi bagi warga negara asing yang masuk ke Indonesia menjadi lima hari Padahal rekomendasi WHO jelas-jelas masih 14 hari.

"Kali ini kita ditambah dengan bebannya, jadi double burden, dengan masuknya varian-varian baru ke Indonesia, Artinya kita sudah mengalami kegagalan dalam upaya cegah tangkal virus-virus yang masuk dari luar ke Indonesia," tegasnya.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular