Luhut Soal 'Harta Karun' Nikel: Posisi Tawar RI Kuat

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
18 June 2021 09:42
Luhut Binsar Pandjaitan mining Zone
Foto: Luhut Binsar Pandjaitan mining Zone

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus mendorong investasi pada hilirisasi tambang mineral, khususnya untuk produk turunan nikel hingga menjadi baterai listrik.

Hal ini terutama karena Indonesia dianugerahi sumber daya nikel hingga miliaran ton dan produksi hingga 21 juta ton per tahun, serta menjadi salah satu produsen nikel terbesar di dunia dalam bentuk nickel pig iron (NPI).

Dengan posisi tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa Indonesia memiliki posisi daya tawar yang kuat untuk menggaet investor.

"Dengan potensi (nikel) yang besar, kita lihat bahwa Indonesia punya bargaining position yang kuat," ungkap Luhut dalam acara 'Pembekalan Kunjungan Lapangan Isu Strategis Nasional Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) ke-61' kemarin, seperti dikutip dari keterangan resmi Kementerian, Jumat (18/6/2021).

Oleh karena itu, lanjutnya, Indonesia memiliki hak untuk berkembang dan bekerja sama yang saling menguntungkan.

"Kita juga nggak boleh baik-baik amat. Kita harus mainkan peran kita," sambungnya.

Dalam paparanya, pada tahun 2025 Indonesia diproyeksikan memasok 50% pasokan dunia, jauh lebih tinggi dibandingkan 28% pada 2020.

"Produksi nikel Indonesia akan meningkat dengan adanya smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) yang akan mulai beroperasi pada 2021 yang akan menghasilkan Mix Hydroxide Precipitate (MHP)," ujar Luhut.

Tidak hanya nikel, Luhut juga bicara mengenai investasi hilirisasi bauksit. Dia sempat menyebut beberapa kawasan industri yang mengembangkan produk turunan nikel dan bauksit.

Ketujuh kawasan itu antara lain kawasan Galang Batang, dengan total investasi US$ 2,5 miliar yang ditarget beroperasi pada tahun ini. Lalu, kawasan industri Morowali Utara dengan investasi US$ 4,19 miliar yang akan beroperasi pada kuartal keempat 2022.

Selain itu, juga di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dan Indonesia Weda Bay Industrial Park yang masing-masing nilai investasi sebesar US$ 10 miliar. Dengan membangun kawasan industri terintegrasi, maka menurutnya ongkos produksi akan menjadi semakin murah.

"In the end, cost kita jadi sangat murah, otomatis harga jual nikel olahan kita jadi bersaing, sehingga China menerapkan kebijakan dumping ke Indonesia," bebernya.

Topik lain yang juga dijelaskan Menko Luhut antara lain soal implementasi Undang-Undang Omnibus Cipta Kerja, penanganan Covid-19, dan peningkatan investasi yang semuanya harus seimbang.

"Tapi penanganan Covid dan investasi is just like two sides of the coin, artinya kedua-duanya sama-sama penting. Jadi strategi pemerintah agar ekonomi tetap berjalan adalah dengan mempercepat proses vaksinasi," tambahnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 12 Pabrik Nikel Cs Hampir Mangkrak, Begini Perkembangannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular