Saatnya Hulu Migas RI Bangkit, Target 1 Juta Barel Menanti

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
16 June 2021 19:50
Gambar Konten, Isu 'Harta Karun' Migas
Foto: Arie Pratama

Untuk mencapai target produksi minyak 1 juta bph dan gas bumi 12 BSCFD pada 2030, tentu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Banyak tantangan yang dihadapi di sektor hulu migas ini.

Taslim Yunus, Sekretaris SKK Migas, turut memaparkan pandemi Covid-19 dan anjloknya harga minyak tahun lalu membuat tantangan industri migas global semakin berat di era new normal (normal baru) ini.

Pada 2020 sejumlah raksasa migas dunia pun memangkas anggaran investasinya, antara lain ExxonMobil memangkas 30% biaya investasinya, Shell dan Chevron memotong investasi 20%, BP dan ENI mengurangi hingga 25%.

Kondisi ini juga berdampak pada rencana investasi ke depannya. Pada 2020-2025 investasi migas dunia diperkirakan turun tajam sebesar US$ 500 miliar, di mana Asia Pasifik turun US$ 64 miliar atau 13% dari total penurunan.

"Dampaknya, porsi investasi yang masuk ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia akan semakin kecil," imbuhnya.

Oleh karena itu, menurutnya perusahaan migas mau tidak mau harus beradaptasi menghadapi kondisi yang penuh tantangan saat ini.

Adaptasi yang dilakukan antara lain mengutamakan efisiensi modal dan tingkat pengembalian modal (Internal Rate of Return/ IRR) yang tinggi, menjalankan industri migas berbasis lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik.

Kemudian mengalihkan fokus kepada gas dan energi terbarukan, serta mengurangi dan menunda aktivitas eksplorasi. Meski dalam kondisi sulit menurutnya masih banyak cekungan yang belum dibor atau bahkan belum diproduksi.

Ini bisa menjadi sumber pengembangan migas dan menjadi potensi untuk menarik investasi ke depannya.

"Ke depan Indonesia Timur akan menjadi tujuan potensial. Kita lihat eksplorasi yang masih masif di sana bisa menghasilkan, bisa diproduksi," jelasnya.

(wia)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular