Internasional

Alert! 28 Jet Tempur & Bomber China 'Serbu' Taiwan

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
16 June 2021 06:33
A Taiwanese national flag flutters at half-staff at presidential office Saturday, Aug. 1, 2020, two days after former President Lee Teng-hui died in Taipei, Taiwan. Lee, who brought direct elections and other democratic changes to the self-governed island despite missile launches and other fierce saber-rattling by China, died on Thursday at age 97. (AP Photo/Chiang Ying-ying)
Foto: Bendera Taiwan (AP/Chiang Ying-ying)

Jakarta, CNBC Indonesia - Situasi di Selat Taiwan semakin panas. Sebanyak 28 pesawat militer China (PLA), termasuk jet tempur dan bomber nuklir memasuki zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) pulau itu, Selasa (15/6/2021).

Melansir Reuters, pemerintah Taipe melaporkan dalam misi itu tercatat 14 jet tempur J-16 dan J-11 China melintas. Ada pula empat bomber H-6, yang dapat membawa senjata nuklir.

"(Terdapat pula) pesawat anti-kapal selam, peperangan elektronik dan peringatan dini," kata Kementerian Pertahanan Taiwan.

Ini disebut sebagai serangan harian terbesar sejak kementerian mulai secara teratur melaporkan kegiatan udara angkatan udara China di ADIZ Taiwan tahun lalu. Rekor sebelumnya terjadi, saat 25 pesawat China 'menyerbu' di 12 April.

"Taiwan mengirim pesawat tempur untuk mencegat dan memperingatkan China sementara sistem rudal dikerahkan memantau mereka," ujar pernyataan kementerian lagi.

Pesawat China dilaporkan tak hanya terbang di daerah dekat Kepulauan Prata. Jet dan Bomber juga terbang di sekitar bagian selatan Taiwan, dekat ujung bawah pulau.

Sayangnya belum ada komentar langsung dari Beijing. Meski Taiwan menyatakan independensinya sebagai negara, China menegaskan Formosa merupakan bagian dari Negeri Panda.

'Penyerbuan' ini terjadi selang sehari setelah pemimpin kelompok tujuh (G7) mengeluarkan pernyataan bersama mengecam China atas serangkaian masalah, termasuk selat Taiwan. Negeri Xi Jinping kemudian membalasnya dengan menyebut Amerika Serikat (AS) dan kelompok itu membuat fitnah.

Sementara itu, AS, yang membela Taiwan mengatakan akan memastikan Taipe bisa mempertahankan diri. AS tak memiliki hubungan diplomatic formal dengan Taiwan namun menjadi pendukung utama pulau itu.

"Menanggapi meningkatnya ancaman China, kami akan terus meningkatkan hubungan keamanan tak resmi kami untuk memastikan Taiwan memiliki kemampuan yang cukup untuk mempertahankan diri," kata seorang pejabat senior pemerintahan Joe Biden.

Juru Bicara Pentagon menambahkan China membuat ketidakstabilan di kawasan tersebut dan meningkatkan risiko salah perhitungan.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngeri! China Serbu Taiwan, Kirim 39 Jet Tempur & Bomber

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular