Pandemi, Penjualan BBM Pertamina 2020 Turun 24,5%

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
15 June 2021 14:52
Petugas mengisi Bahan Bakar Minyak pada kendaraan di salah satu SPBU dikawasana Cikini, Jakarta Pusat, Senin (2/4/2018).
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) berhasil mencatatkan laba bersih sebesar US$ 1,05 miliar atau sekitar Rp 15,3 triliun (asumsi kurs Rp 14.572 per US$) pada 2020 meski di tengah kondisi pandemi Covid-19.

Di tengah kondisi pandemi, laba bersih Pertamina pada 2020 ini mengalami penurunan 58% dibandingkan laba bersih pada 2019 yang mencapai US$ 2,53 miliar.

Penurunan laba bersih ini juga dipicu dari menurunnya pendapatan dari penjualan minyak mentah, gas bumi, energi panas bumi, hingga produk minyak atau bahan bakar minyak (BBM) sepanjang 2020.

Berdasarkan laporan keuangan Pertamina (audited) hingga 31 Desember 2020, pendapatan dari penjualan minyak, gas, panas bumi, hingga produk BBM turun sebesar 24,5% menjadi US$ 33,03 miliar (sekitar Rp 481,3 triliun) dari US$ 43,78 miliar (sekitar Rp 638 triliun) pada 2019.

Adapun rinciannya sebagai berikut:
- Pertaseries, seperti Pertamax, Pertamax Plus, Pertalite dan Pertadex turun menjadi US$ 10,06 miliar pada 2020 dari US$ 11,27 miliar pada 2019.
- Minyak solar turun menjadi US$ 8,02 miliar dari US$ 10,52 miliar.
- LPG, petrokimia, pelumas dan lainnya turun menjadi US$ 6,46 miliar dari US$ 8,19 miliar.
- Bensin Premium, turun menjadi US$ 3,19 miliar dari US$ 4,19 miliar.
- Gas alam, turun menjadi US$ 2,26 miliar dari US$ 2,75 miliar.
- Avtur dan avigas, turun menjadi US$ 1,32 miliar dari US$ 3,41 miliar.
- Minyak bumi, turun menjadi US$ 569,45 juta dari US$ 793,37 juta.
- BBM industri dan marine, turun menjadi US$ 346,55 juta dari US$ 603,97 juta.
- Panas bumi, uap dan listrik, turun menjadi US$ 338,84 juta dari US$ 654,27 juta.
- DMO fees- minyak mentah, turun menjadi US$ 337,42 juta dari US$ 548,20 juta.
- Minyak tanah, turun menjadi US$ 102,42 juta dari US$ 112,65 juta.
- Minyak diesel industri, turun menjadi US$ 4,70 juta dari US$ 7,76 juta.

Adapun penggantian biaya subsidi dari pemerintah pada 2020 sebesar US$ 3,43 miliar (sekitar Rp 49,9 triliun), turun 30% dari 2019 yang sebesar US$ 4,87 miliar (sekitar Rp 71 triliun).


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina Targetkan Laba Rp 28 T di 2021, Ini Pendongkraknya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular