
Geger Varian Delta dari India, Inggris Mundur Buka Lockdown

Jakarta, CNBC Indonesia - Inggris menunda pembukaan lockdown (penguncian) nasional, Senin (14/6/2021). Kembali naiknya kasus corona (Covid-19) menjadi penyebab akibat menyebarnya varian delta yang pertama kali ditemukan di India.
Seharusnya, Inggris mengumumkan pencabutan lockdown 21 Juni nanti. Namun hal tersebut mundur 19 Juli.
Aturan penggunaan masker wajah dan pembatasan pertemuan masih diberlakukan. Klub malam juga tempat serupa masih ditutup. Saat ini, pertemuan dibatasi untuk enam orang di dalam ruangan dan 30 di luar ruangan.
Dalam konferensi pers, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan penundaan masuk akal. Namun ia yakin pembukaan bisa dilakukan dalam empat minggu ke depan.
"Seperti yang terjadi dan melihat bukti sekarang. Saya yakin kami tidak akan membutuhkan lebih dari empat minggu," jelasnya, dikutip CNBC International
Angka baru dari Kesehatan Masyarakat Inggris menunjukkan terdapat 42.323 kasus varian delta di seluruh negeri. Ini meningkat 240% dari minggu lalu.
Sementara tingkat penularan negara itu berada pada tingkat tertinggi sejak Januari. Varian delta sendiri masuk dalam kategori 'variant of concern' artinya sangat menular dan berpotensi menyebabkan peningkatan rawat inap, lebih banyak tekanan pada sumber daya perawatan kesehatan dan akhirnya, lebih banyak kematian.
Namun lebih dari 70 juta dosis vaksin telah diberikan ke seluruh negeri, di mana 80% warga menerima satu dosis vaksin. Meski begitu dari penelitian baru, satu suntikan Pfizer dan AstraZeneca saja tak cukup efektif melawan varian delta karena efikasinya hanya 33%.
Karenanya Johnson menegaskan Inggris akan kembali mempercepat vaksinasi corona. Di mana kelompok 40 tahun akan menerima dosis kedua lebih cepat dari yang diharapkan,
Dari data Worldometers, Inggris mencatat 7.490 kasus baru kemarin dengan delapan kematian baru. Saat ini ada 149.903 kasus aktif dengan 158 kondisi serius.
Sementara itu, kepala ekonom Inggris di Capital Economics mengatakan bahwa penundaan pembukaan tidak akan signifikan mempengaruhi kenaikan ekonomi ke ukuran pra-pandemi. "Selama penundaan dapat diukur dalam beberapa minggu, Covid-19 tidak akan meninggalkan bekas luka pada ekonomi," kata dia dalam sebuah catatan.
Sebelumnya pada Jumat (11/6/2021) Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris mencatat pertumbuhan ekonomi mencapai 27,6% secara tahunan (year on year/yoy) di April 2021. Sementara secara bulanan (mtm), ekonomi tercatat tumbuh 2,3% disbanding Maret 2021.
Sejak awal hingga akhir April 2021 (ytd), ONS mencatat ekonomi Inggris tumbuh 1,5%. "Angka hari ini adalah tanda yang menjanjikan bahwa ekonomi kita mulai pulih," kata Menteri Keuangan Rishi Sunak dalam pernyataan resmi.
Mei lalu, Bank of England menaikkan proyeksi pertumbuhan Inggris di 2021, dari 5% menjadi 7,25%. Meski lockdown mundur dicabut, pelonggaran pembatasan secara bertahap sebenarnya telah dilakukan sejak Mei dengan mengizinkan pengunjung resto makan dan minum di area luar gerai.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Minta Naik Gaji! Warga Inggris Berencana Mogok Kerja Lagi
