Peringatan Keras Biden ke NATO soal China & Rusia

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
14 June 2021 19:28
President Joe Biden speaks about a cease-fire between Israel and Hamas, in the Cross Hall of the White House, Thursday, May 20, 2021, in Washington. (AP Photo/Evan Vucci)
Foto: Presidden AS Joe Biden (AP Photo/Evan Vucci)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan bahwa negara-negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO mendapatkan tantangan baru dari rivalnya yakni Rusia dan China.

Mengutip AFP, Biden mengemukakan hal ini dalam konferensi NATO di Brussels, Belgia, Senin (14/6/2021). Ia menyerukan agar para mitra memperkuat aliansinya dalam menghadapi Moskow dan Beijing.

"Saya pikir ada pengakuan yang berkembang selama beberapa tahun terakhir bahwa kami memiliki tantangan baru. Dan kami memiliki Rusia yang tidak bertindak dengan cara yang konsisten dengan apa yang kami harapkan, serta China," kata Biden.

Sebelumnya dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Negara G7 di Inggris, Biden juga menyerukan hal serupa. Biden memberikan sebuah peringatan keras bagi Rusia.

"Kami tidak mencari konflik dengan Rusia," kata presiden dari Partai Demokrat itu di depan seribu orang angkatan udara.

"Kami menginginkan hubungan yang stabil dan dapat diprediksi ... tapi saya sudah jelas: AS akan merespons dengan cara yang kuat dan bermakna jika pemerintah Rusia terlibat dalam kegiatan berbahaya."

Biden sendiri dijadwalkan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (16/6/2021) mendatang di Jenewa, Swiss.

Sementara itu kepada China, Biden menyerukan kepada Negara G7, yang juga kebanyakan beranggotakan negara NATO, bahwa tekanan lebih berat harus diberikan kepada pemerintahan Beijing yang saat ini melanggar nilai-nilai hak asasi manusia di Xinjiang dan Hong Kong.

Bahkan para pemimpin G7, termasuk Biden, secara langsung mengecam China atas pelanggaran terhadap minoritas di wilayah Xinjiang dan aktivis pro-demokrasi di Hong Kong.

"China harus mulai bertindak lebih bertanggung jawab dalam hal norma internasional tentang hak asasi manusia," ucap Biden.

China pun merespon bahwa hal itu sangat mengganggu kepentingan domestiknya. Melalui Kedutaan Besarnya di London, negara pimpinan Presiden Xi Jinping itu menganggap forum G7 mengambil keuntungan dari isu-isu terkait Xinjiang untuk terlibat dalam manipulasi politik dan mencampuri urusan dalam negeri China.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Dingin Musim II? NATO Sepakat 'Hajar' China & Rusia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular