Diam-diam, AS Usut Kebocoran Pembangkit Listrik Nuklir China

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
14 June 2021 18:30
Lambang China dan Bendera Amerika Serikat (AS)
Foto: REUTERS/Thomas Peter/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Amerika Serikat (AS) dilaporkan sedang menyelidiki laporan kebocoran di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) China. Ini setelah sebuah perusahaan Prancis, Framatome, yang mengoperasikan PLTN itu memperingatkan "ancaman radiologi yang akan segera terjadi."

Mengutip CNN International, Senin (14/6/2021), Framatome menghubungi AS dalam sebuah memo yang dikirimkan pada tanggal 8 Juni 2021. Memo tersebut menjelaskan bahwa ada risiko radiologi yang tinggi setelah otoritas China menaikan standar radiasi.

"Situasinya merupakan ancaman radiologis yang akan segera terjadi di lokasi dan publik. Framatome segera meminta izin untuk mentransfer data teknis dan bantuan yang mungkin diperlukan untuk mengembalikan pabrik ke operasi normal," bunyi memo 8 Juni itu.

"Otoritas keamanan China terus meningkatkan peraturan batas dosis di luar lokasi."

Namun, hingga saat ini, pemerintahan Presiden Joe Biden yakin fasilitas itu belum berada pada "tingkat krisis," kata salah satu sumber. Namun kekhawatiran akan keparahan dari kebocoran itu terus meningkat.



AS dilaporkan sedang mengadakan beberapa pertemuan minggu lalu ketika mereka memantau situasi PLTN itu, termasuk dua di tingkat wakil dan pertemuan lain di tingkat asisten sekretaris pada hari Jumat (11/6/2021). Rapat itu dipimpin oleh Direktur Senior NSC untuk China Laura Rosenberger dan Direktur Senior untuk Pengendalian Senjata Mallory Stewart.

Di luar negeri, pemerintahan Biden telah membahas situasi tersebut dengan pemerintah Prancis dan para ahli mereka sendiri di Departemen Energi. AS juga dilaporkan telah melakukan kontak dengan pemerintah China, meskipun tidak jelas sejauh mana interaksi itu berjalan.

China telah memperluas penggunaan energi nuklir dalam beberapa tahun terakhir, dan itu mewakili sekitar 5% dari semua daya yang dihasilkan di negara itu. Menurut Asosiasi Energi Nuklir China, ada 16 pembangkit nuklir operasional dengan 49 reaktor nuklir di negara itu pada Maret 2021, dengan total kapasitas pembangkit 51.000 megawatt.

Pembangkit listrik Taishan adalah proyek bergengsi yang dibangun setelah China menandatangani perjanjian pembangkit listrik tenaga nuklir dua pembangkit dengan Electricité de France, yang sebagian besar dimiliki oleh pemerintah Prancis. Pembangunan pembangkit dimulai pada 2009, dan kedua unit mulai menghasilkan listrik masing-masing pada 2018 dan 2019.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramai-ramai Negara Barat 'Kepung' China di LCS, Mau Perang?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular