Presiden Putin Kirim Pesan Kepada PM Baru Israel, Apa Isinya?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
14 June 2021 17:30
Russian President Vladimir Putin attends a cabinet meeting at the Novo-Ogaryovo residence outside Moscow, Russia, Tuesday, Aug. 11, 2020. Putin says that a coronavirus vaccine developed in the country has been registered for use and one of his daughters has already been inoculated. Speaking at a government meeting Tuesday, Aug. 11, 2020, Putin said that the vaccine has proven efficient during tests, offering a lasting immunity from the coronavirus. (Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)
Foto: Vladimir Putin (AP/Alexei Nikolsky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin mengucapkan selamat kepada Perdana Menteri (PM) baru Israel Naftali Bennett. Ia pun menyatakan menyatakan harapan untuk bekerja sama secara "konstruktif" demi hubungan baik kedua negara.

"Saya berharap bahwa pekerjaan Anda di pucuk pimpinan pemerintah akan memfasilitasi pengembangan lebih lanjut dari kerja sama bilateral yang konstruktif di semua arah," kata Putin dalam pesan yang dirilis oleh Kremlin sebagaimana dikutip AFP, Senin (14/6/2021).

Menurut dia, kerja sama kedua negara krusial bagi kepentingan masyarakat Israel. Tidak ketinggalan, Putin meyakini kerja sama Rusia dan Israel akan membantu memperkuat perdamaian, keamanan, dan stabilitas di Timur Tengah.



Bennett sendiri menggantikan posisi Netanyahu setelah memenangkan pemilihan di parlemen negara Yahudi, kemarin. Ia menang tipis dengan perolehan suara 60 berbanding 59 suara. Keunggulan satu suara ini juga menyudahi pemerintahan pimpinan Netanyahu yang sudah 12 tahun berkuasa.

Bennett akan memegang kendali pemerintahan selama dua tahun. Sesuai perjanjian pemilu, setelah periode itu, pemimpin koalisi pemerintahan baru, Yair Lapid, akan mengambil alih.

Bennett adalah keturunan imigran AS. Ia merupakan politikus nasionalis garis keras sayap kanan. Bennett juga merupakan pimpinan partai sayap kanan Yamina.

Sebelum terjun ke dunia politik pada 2013, miliarder berusia 49 tahun itu merantau ke New York dan pernah mendirikan perusahaan rintisan, Cyota, pada 1999. Ia dikenal tidak suka dengan Palestina.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Serangan Israel ke Palestina, Putin: Ini Membahayakan Rusia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular