Bedah Peluang Pengolahan Harta Karun Panas Bumi di Indonesia

rah, CNBC Indonesia
12 June 2021 22:18
ist
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia memiliki sumber daya panas bumi terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS), namun sayangnya pemanfaatannya belum juga optimal. Dari sumber daya panas bumi sebesar 23.965,5 Mega Watt (MW) yang dimiliki Indonesia, hingga tahun lalu pemanfaatannya baru mencapai 2.130,7 MW atau 8,9% dari total sumber daya yang ada.

Selain itu Harga listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang masih tinggi membuat PLN kurang memprioritaskan sumber listrik ini. Lalu bagaimana Indonesia bisa memanfaatkan 'harta karun' panas bumi yang besar ini?

Media ekonomi terbesar dan terintegrasi CNBC Indonesia menyelenggarakan diskusi eksklusif dengan tema 'Harta Karun Terbesar yang Diabaikan', pada Senin 14 Juni 2021. Diskusi ini akan menghadirkan narasumber yang menarik dan berkompeten di bidangnya, dan akan dipandu oleh anchor CNBC Indonesia, Erwin Suryabrata.

Akan hadir Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM Harris yang akan membahas mengenai perkembangan eksplorasi panas bumi hingga saat ini, dan bagaimana potensi di masa mendatang, terutama dalam pemanfaatannya untuk pembangkit listrik.

Selain itu, akan dibahas pula bagaimana peran pemerintah dalam menghadapi kendala-kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan panas bumi, hingga nilai keekonomiannya. Pasalnya saat ini, energi panas bumi masih cukup mahal dibandingkan sumber yang lainnya.

Bukan hanya dari Kementerian ESDM, akan hadir pula Direktur Utama PT. Pertamina Geothermal Energy Ahmad Yuniarto yang akan mengupas tuntas, daerah mana saja yang berpotensi dan telah digarap oleh perusahaan. Serta bagaimana Pertamina menjajaki kesempatan menggarap harta karun besar ini, dan bagaimana strategi optimalisasi panas bumi untuk pembangkit listrik.

Rangkaian dialog eksklusif ini bisa disaksikan di segmen Energy Corner Special Edition New Energy, Senin (14/6/2021), pukul 09:00-10:00 WIB. Diskusi 'Harta Karun Terbesar yang Diabaikan' dapat disaksikan secara Live melalui CNBC Indonesia TV dan CNBCIndonesia.com.




(rah/rah) Next Article Hore! Tarif Listrik Tak Naik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular