Bom Covid Lebaran Meledak, Ekonomi RI Terancam Lagi!

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
11 June 2021 13:20
Petugas gabungan membubarkan kerumunan antrian vaksinasi pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (23/2/2021). Sejumlah pedagang masih bertahan dilokasi ujtuk menunggu informasi lebih lanjut. Wina (43) pedagang pakaian Blok A menjelaskan, antrian mulai mengular mulai pukul 10.00 wib di lantai 8 hingga 9, kerumunan juga terjadi karena antrian tidak menggunakan nomor antrian jelasnya. Pantauan CNBC Indonesia dilapangan pedagang masih ada yang menunggu di lantai 8 untuk meminta info lebih lanjut untuk penyuntikan vaksin. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Antrean Vaksinasi Pedagang Pasar Tanah Abang (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Angka terinfeksi Covid-19 di Indonesia kembali naik secara signifikan. Per 10 Juli 2021 angka positif tercatat bertambah 8.892 kasus.

Tren kenaikan kasus positif Covid-19 ini dipengaruhi oleh masih adanya masyarakat yang pulang kampung atau mudik saat Hari Raya Idul Fitri bulan lalu. Padahal pemerintah telah mengeluarkan kebijakan larangan mudik.

Ekonom Core Piter Abdullah juga menyebutkan yang paling penting saat ini dilakukan pemerintah adalah percepatan program vaksinasi.

"Yang dibutuhkan saat ini bukan lockdown, tetapi lebih kepada percepatan vaksinasi dan peningkatan disiplin protokol kesehatan," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (11/6/2021).

Menurutnya, menutup aktivitas akan berdampak negatif terhadap perekonomian lebih dari sebelumnya. Sebab, pandemi sudah sangat lama berlangsung dan perekonomian sudah tidak bisa bertahan lebih lama lagi.

"Yang harus kita lakukan benar-benar menjalani new normal dan lebih disiplin menjaga diri dari covid-19. Dengan demikian aktivitas sosial ekonomi tetap berjalan tanpa lockdown, tapi dengan disiplin prokes yang lebih tinggi sehingga perekonomian masih bisa berjalan," jelasnya.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede jutru menilai dengan kondisi ini pemerintah masih perlu memperketat kebijakan dalam rangka mengantisipasi lonjakan kasus baru.

"Pemerintah perlu menerapkan kebijakan PPKM mikro yang lebih ketat secara khusus pada provinsi-provinsi atau kabupaten/kota yang mengalami lonjakan kasus yang tinggi dan mengoptimalkan 3T dan sosialisasi 5M kepada masyarakat," ujarnya kepada CNBC Indonesia.

Di sisi lain, ia pun sepakat dengan Piter bahwa pemerintah perlu mendorong akselerasi pemberian vaksinasi khususnya pada daerah zona merah. Juga pemerintah harus menyediakan kamar-kamar di rumah sakit yang lebih banyak karena saat ini mulai menipis.

"Diharapkan ke depannya dengan kesiapan pemerintah mengantisipasi lonjakan kasus ini serta akserlerasi vaksinasi, diharapakan penanganan Covid-19 akan tetap terjaga/terkelola sedemikian sehingga tidak menggangu secara signifikan terhadap aktivitas perekonomian secara khusus ekonomi kuartal II-2021 yang diharapkan akan kembali tumbuh positif," jelasnya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article WNI dari Luar Negeri Sumbang Setengah Kasus Harian Covid RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular