Investasi Hulu Migas RI Drop Rp 144 T Selama 2014-2020

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
10 June 2021 12:53
[DALAM] Harga Minyak Drop
Foto: Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat investasi di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) mengalami penurunan hingga US$ 10 miliar atau sekitar Rp 144 triliun (asumsi kurs Rp 14.400 per US$) selama enam tahun terakhir.

Tercatat, dari investasi sebesar US$ 20 miliar pada 2014, investasi hulu migas pada 2020 hanya separuhnya, yakni US$ 10 miliar.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata dalam Rapat Kerja (Raker) di Komisi VII DPR RI, Kamis (10/06/2021).

Dia mengatakan, investasi hulu migas Indonesia masih sangat terbatas. Oleh karena itu, pihaknya menyadari perlu adanya terobosan agar investasi hulu migas meningkat, sehingga bisa mendorong eksplorasi migas di Tanah Air. Pada akhirnya, cadangan migas RI bisa meningkat.

Dia menegaskan, pemerintah akan mencari cara agar bisa mendorong minat investor untuk menanamkan modalnya lebih besar di hulu migas ini.

"Kita semua perlu cari cara untuk bisa undang investor agar berminat untuk lebih besar berinvestasi di sektor hulu migas, sehingga eksplorasi lebih banyak, mudah-mudahan ketemu reserve (cadangan) nyata dan eksploitasi lebih besar. Sejak 2014 terjadi penurunan investasi dari sekitar US$ 20 miliar jadi US$ 10 miliar di 2020 kemarin," paparnya dalam rapat dengan Komisi VII DPR RI, Kamis (10/06/2021).

Pihaknya berharap agar para pihak di otoritas perminyakan dan gas bisa mendapatkan mitra-mitra baru atau pun mitra lama bisa meningkatkan kembali investasinya.

"Sehingga bisa menaikkan investasi di hulu migas dari US$ 10 miliar tahun 2020 lalu," ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, cekungan migas yang telah dieksploitasi selama ini sudah masuk ke dalam klasifikasi lapangan tua (mature), sehingga tidak bisa diharapkan untuk peningkatan yang signifikan. Oleh karena itu, perlu digalakkannya investasi baru di hulu migas ini.

"Harus ada investasi baru di hulu migas ini kalau harapkan peningkatan penerimaan di migas," tuturnya.

Menurutnya, dalam konteks penerimaan negara di bidang migas ada sejumlah faktor yang turut memengaruhi dan tak terpisahkan satu sama lain, mulai dari permintaan minyak global, harga minyak mentah dunia atau harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ ICP), investasi, geografi dan infrastruktur, kebijakan dan regulasi, serta transisi energi.

"Semua faktor secara komprehensif harus dilihat. Memang harus melihatnya secara lengkap," tegasnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 1 Dekade Lifting Migas RI Anjlok 26%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular