Ternyata RI Simpan 'Harta Karun' Migas, Bisa Buat 800 Tahun!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia punya 'harta karun' di sektor minyak dan gas (migas) yang sumber dayanya disebut-sebut bisa digunakan selama 800 tahun. Akan tetapi sumber migas non konvensional berupa methan hidrat ini belum tersentuh.
Hal ini diungkapkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. Dia pun berharap potensi sumber daya tersebut bisa dikembangkan dan menjadi sumber alternatif baru untuk mendukung ketahanan energi nasional di masa mendatang.
"Kita harap ini bisa jadi sumber energi alternatif baru, ini mendukung ketahanan energi 800 tahun ke depan," ungkapnya dalam sebuah webinar, Selasa (08/06/2021).
Menurutnya jika didukung dengan penelitian lebih lanjut, diperkirakan volume cadangan gas methan hidrat bisa mencapai 3.000 triliun kaki kubik (TCF).
"Jumlah yang melimpah dan nilai ekonomi yang strategis, pengembangan gas methan hidrat jadi opsi energi bersih, dibandingkan minyak dan batu bara," paparnya.
Arifin berpandangan Indonesia perlu segera mengembangkan potensi migas non konvensional ini di mana ekstraksi dan produksinya akan memberikan solusi penyediaan energi baru.
Selain itu, juga menjadi sumber pendapatan negara, serta bisa berperan di dalam meningkatkan bauran energi baru terbarukan di masa depan.
Pengembangan potensi migas non konvensional ini juga sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.
Lebih lanjut Arifin mengatakan untuk mengembangkan gas methan hidrat ini diperlukan kebijakan yang terintegrasi. Kegiatan pengembangan methan hidrat ini juga harus mempertimbangkan karakteristik gas hidrat.
Di sisi lain juga harus selaras dengan isu lingkungan hidup, teknologi dalam ekstraksi methan hidrat, keekonomian, dan kemampuan industri hulu migas nasional.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji memaparkan, ada beberapa tantangan dalam pengusahaan methan hidrat ini, salah satunya yaitu penelitian terkait methan hidrat yang masih minim, sehingga mesti terus digalakkan.
Begitu pun dari sisi teknologi, menurutnya belum ada teknologi yang memproduksi methan hidrat ini secara komersial.
"Terdapat tantangan besar dalam pengusahaan methan hidrat yaitu cara untuk memproduksikan methan hidrat. Belum ada teknologi yang bisa menghasilkan methan hidrat secara komersial," katanya.
Tantangan lain juga datang dari sisi operasional. Pengembangan methan hidrat ini menurutnya punya resiko tinggi, biaya mahal, dan tidak stabilnya gas pada tekanan dan suhu permukaan laut.
Alhasil, ini membuat tantangan eksplorasi serta produksi methan hidrat lepas pantai menjadi sangat besar. Sehingga diperlukan riset yang komprehensif dan terintegrasi dalam pengembangannya.
Dalam literatur sektor energi, methan hidrat atau metana hidrat disebut juga dengan metana klatrat (atau hidrometana, es metana). Ini adalah metana (CH4) yang terperangkap dalam struktur kristal air, membentuk wujud yang mirip es. Bentuknya seperti bongkahan es, karena terdiri dari air dan gas metana, maka es ini sering disebut metana hidrat.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kilang Balongan Meledak, Menteri ESDM Instruksikan Ini
