
Kilang Balongan Meledak, Menteri ESDM Instruksikan Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta kepada PT Pertamina (Persero) untuk mengoptimalkan kapasitas produksi kilang-kilang lain pasca terbakarnya kilang Balongan. Ia meminta pengoptimalan kapasitas produksi kilang-kilang lain, seperti dari produksi Kilang Cilacap.
Pengoptimalan kilang lain ini untuk menutupi kemungkinan terjadinya kekurangan pasokan bahan bakar akibat insiden ini. "Kita harapkan kebutuhan dalam negeri bisa dipenuhi dari Pertamina sendiri," katanya dari keterangan resmi Senin (05/04/2021).
Mengenai penyebab peristiwa itu, ia mengatakan investigasi penyebab masih terus dilakukan pihak internal dan eksternal Pertamina. Menurutnya pendalaman terus dilakukan.
"Memang ada data-data informasi awal tetapi tidak bisa dijadikan justifikasi langsung, kita butuh proses karena ada yang terlihat langsung ada yang tidak terlihat langsung," jelasnya.
Sebelumnya, Kilang Pertamina Balongan, tangki T-301G, meledak dan terbakar pada tanggal 29 Maret 2021. Ini terjadi mulai 00.45 dini hari.
Kebakaran merembet ke 3 unit tangki lainnya, T-301E, T-301F, T-301G, dan T-301H. Sehingga total empat unit tangki terbakar. Pada saat kejadian tangki T-301E terisi 2.038 KL gasoline sementara tangki T-301G terisi 23.290 KL gasoline. Sedangkan tangki T-301F dan T-301H kosong.
Penyebab kebakaran belum diketahui secara pasti dan proses penyelidikan sedang dilakukan pihak internal dan eksternal dari Pertamina. Mengenai ketersediaan stok untuk kebutuhan masyarakat, Pertamina menegaskan tidak akan terjadi kelangkaan.
"Masyarakat tidak perlu panik, pasokan BBM dalam keadaan aman. Yang terbakar hanya storage, bukan kilang. Sehingga kilang sudah dapat mulai di start up dan selanjutnya dapat beroperasi secara normal," ujar VP Corporate Communication Pertamina Fauziah Usman.
Kilang Balongan memiliki kapasitas pengolahan 125.000 bopd. Ini merupakan kilang dengan kompleksitas tertinggi di Indonesia (11,9 Nelson Index).
Kilang ini mulai beroperasi sejak tahun 1994 ini mengolah 14 jenis crude domestik (87% input total) dan 3 jenis crude impor (13% input total). Produk yang dihasilkan kilang ini antara lain avtur, BBM (gasoline, diesel), LPG, petrokimia (propylene) dan produk samping lainnya.
Sebagian besar (82%) produk kilang Balongan disalurkan ke wilayah DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat. Material didistribusikan melalui Depot Plumpang dan Depot Cikampek.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina Sukses Padamkan Api di 2 Tangki Kilangan Balongan
