
Harga Batu Bara Cs To The Moon, Investasi Tambang RI Melempem

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat investasi di sektor tambang mineral dan batu bara (minerba) sampai dengan Mei 2021 baru mencapai US$ 1,39 miliar atau sekitar Rp 20 triliun (asumsi kurs Rp 14.400 per US$).
Realisasi investasi ini baru mencapai 23,24% dari target tahun ini yang dipatok sebesar US$ 5,98 miliar atau sekitar Rp 86 triliun. Capaian ini nyatanya tak seindah lonjakan harga pada komoditas tambang seperti batu bara, emas, nikel, hingga tembaga yang menunjukkan tren positif sejak awal tahun.
Data tersebut disampaikan oleh Ridwan Djamaluddin, Dirjen Minerba Kementerian ESDM dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Senin (08/06/2021).
"Investasi minerba dari target US$ 5,98 miliar tahun ini, sampai saat ini US$ 1,39 miliar," kata Ridwan.
Dia menjelaskan, beberapa kendala dihadapi perusahaan dalam mengejar target investasi ini. Misalnya, masalah perizinan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), izin pinjam pakai kawasan hutan, serta kesesuaian tata ruang.
Selain itu, menurutnya kondisi pasar juga menjadi kendala karena kontrak belum tuntas, sehingga belum ada pembeli.
"Ada juga kendala pembebasan lahan karena merupakan lahan adat, konflik sosial, ada juga kendala cuaca curah hujan dan Covid-19," tuturnya.
Ridwan menyebut pihaknya akan terus memberikan dukungan kepada badan usaha untuk meningkatkan investasi, di antaranya memberikan fasilitas penyusunan informasi dan peluang investasi.
"Kami bantu lakukan market sounding, harmonisasi, dan lain-lain," ujarnya.
Perlu diketahui, target investasi sektor tambang minerba tahun ini dipatok sebesar US$ 5,98 miliar, lebih tinggi dari capaian 2020 sebesar US$ 4,24 miliar.
Tapi jika dibandingkan dengan capaian investasi tahun 2019 lalu sebesar US$ 6,5 miliar, maka artinya target investasi tahun ini lebih rendah. Sementara capaian investasi pada 2019 juga lebih rendah dari capaian tahun 2018 sebesar US$ 7,48 miliar.
Seperti diketahui, sejumlah komoditas tambang kini mengalami commodities boom atau super siklus karena harga bertahan pada posisi tinggi dan diperkirakan dalam jangka waktu lama.
Salah satu komoditas yang terus melesat yaitu batu bara. Bahkan kini harga kontrak batu bara di bursa berjangka masih berada pada posisi US$ 110 per ton.
Harga batu bara ini bahkan mencapai rekor tertinggi nyaris dalam satu dekade terakhir ini. Pada akhir Mei 2021, harga batu bara untuk kontrak Juni melesat 10,19% menjadi US$ 118,9 per ton. Posisi ini merupakan tertinggi sejak September 2011.
Pada perdagangan terakhir pekan lalu Jumat (4/6/2021), harga kontrak batu bara termal Newcastle turun 2,09% ke US$ 110,25.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Baru 2 Bulan, Produksi Batu Bara RI Sudah Tembus 118 Juta Ton!