Ancaman Ekonomi Mengintai Tahun Depan & Strategi Pemerintah

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
07 June 2021 07:30
Bendera Tiongkok dan AS
Foto: Bendera Tiongkok dan AS berkibar di dekat Bund, jelang delegasi perdagangan AS bertemu dengan China di Shanghai, Cina 30 Juli 2019. REUTERS / Aly Song

Di tengah ketidakpastian karena krisis pandemi Covid-19 ini, ada hal lain selain taper tantrum yang juga harus diwaspadai oleh RI, yakni ancaman geopolitik. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Ekonom Senior & Rektor UI, Ari Kuncoro.

Mengantisipasi taper tantrum ini, menurut Ari Indonesia harus menekan defisit neraca berjalan, salah satunya melalui peningkatan produksi barang substitusi di dalam negeri. Diharapkan upaya ini bisa memperbaiki sektor riil dan mengurangi tekanan fluktuasi Rupiah.

Ari memandang kekhawatiran pasar terkait kenaikan inflasi AS yang akan mendorong terjadinya taper tantrum belum akan terjadi dan akan dilakukan secara perlahan. Selain ancaman taper tantrum, ancaman geopolitik juga harus diwaspadai oleh pemerintah.

"Sebenarnya yang agak rawan itu bukan dari ekonomi, justru dari geopolitik. Terutama persaingan Amerika Serikat dan China. Jadi ini kita berharap akan terjadi peredaan ketegangan," ujar Ari dikutip Senin (7/6/2021).

Karena, lanjut Ari bagaimana juga rantai pasok atau supply chain dunia masih bergantung dari dua negara tersebut. Saat ini distribusi rantai pasok saja sudah 'amburadul' karena pandemi, ke depan diharapkan ketegangan AS dan China kian mereda.

Inflasi yang tinggi mencapai 4,2% di AS, menurut Ari juga salah satunya disebabkan karena perang dagang dengan China. "Jadi perusahaan-perusahaan di AS tidak bisa secara bebas lagi mengimpor kebutuhan-kebutuhan dari China, harus lewat perjanjian, dan sebagainya," jelas Ari.

Oleh karena itu, menurut Ari, Indonesia harus bisa bertahan dari sisi pertanian. Industri harus dikuatkan dan pariwisata domestik juga harus digalakkan.

"Jadi (perang dagang) antara AS dan Tiongkok China itu harus diwaspadai. Jadi, tantangan bagi kita harus siap kalau situasi itu terjadi kita harus lebih mandiri," ujarnya.

"Untuk jaga-jaga saja. Syukur-syukur tidak terjadi, tapi siapa yang tau. Jadi lebih mirip perang dingin, kita harapkan jangan jadi perang panas," kata Ari melanjutkan.

Halaman 3>>

(sef/sef)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular