Saat Menteri Kena Semprot Jokowi, Ternyata Gegara Ini

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
06 June 2021 08:00
Presiden Joko Widodo saat memberikan pengarahan kepada Forkopimda Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengenai penanganan pandemi Covid-19 yang digelar di Gedung Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Kota Tanjungpinang, pada Rabu, 19 Mei 2021. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr)
Foto: Presiden Joko Widodo saat memberikan pengarahan kepada Forkopimda Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengenai penanganan pandemi Covid-19 yang digelar di Gedung Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Kota Tanjungpinang, pada Rabu, 19 Mei 2021. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali meluapkan emosinya kepada jajaran menteri. Kemarahan ini terkait dengan pembangunan infrastruktur dan bantuan sosial (Bansos).

Dalam peresmian koordinasi intern pemerintah tahun 2021 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/5/2021), Jokowi meluapkan emosinya, diawali dengan penekanan bahwa pemerintah telah habis-habisan mengalokasikan dana jumbo yang jumlahnya tak main-main, hingga nyaris Rp 700 triliun, untuk pemulihan ekonomi nasional.

"Kita harus kejar-kejaran dan tepat sasaran agar ekonomi kita bisa bangkit lagi," kata Jokowi.

Jokowi pun menyebut serapan anggaran, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, masih cukup lamban. Padahal, pemerintah memiliki target yang cukup besar agar ekonomi tumbuh di atas 7% pada kuartal II-2021.

"Kalau ini gak ketemu angka 7% untuk mengejar pertumbuhan ekonomi 2021 juga bisa jadi tidak tercapai, walau kita tahu ada ketidakpastian ekonomi global dan ketidakpastian karena pandemi," jelasnya.

Kemudian, mantan Walikota Solo itu membahas mengenai kualitas perencanaan program kementerian maupun pemerintah daerah yang masih belum jelas.

"Saya masih melihat ada program yang tidak jelas ukuran keberhasilannya. Tidak jelas sasarannya, anggaran ini mau disasar," jelasnya.

Jokowi lalu mencontohkan dari pembangunan infrastruktur. Faktanya, memang infrastruktur utama dibangun, tetapi infrastruktur pendukung di sekitarnya tidak dibangun secara jelas.

"Ada waduk, tidak ada irigasinya. Irigasi primer, sekunder, tersier. Ada saya temukan di lapangan. Ada bangun pelabuhan baru, tidak ada akses jalan ke situ, apa-apaan? Bagaimana pelabuhan bisa digunakan? Ada ini, dan tidak hanya satu," kata Jokowi kesal.

Dia pun meminta ini terus dikawal, karena hal ini menyebabkan tidak optimalnya program daya ungkit yang dilaksanakan masyarakat. Masyarakat juga dirugikan karena tidak mendapatkan manfaat dari program itu.

Selain isu infrastruktur, Jokowi juga menyentil kabinetnya mengenai penyaluran bantuan sosial (bansos). Ia menyayangkan masalah akurasi data bantuan sosial yang masih menjadi penyakit kronis di pemerintahan.

"Masalah akurasi data, masih menjadi masalah sampai hari ini," imbuhnya.

Ia mengatakan akurasi data ini berdampak pada beberapa hal termasuk data bantuan sosial yang selama ini dianggap tidak akurat dan masih tumpang tindih.

"Data bansos tidak akurat, tumpang tindih, membuat menjadi tidak cepat, menjadi lambat. Ada yang tidak tepat sasaran. Begitu juga data bantuan lainnya," tuturnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Khawatir, Sampai-sampai Siapkan Banyak Kursi Wamen

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular