Kena Resesi Seks, Jepang Catat Rekor Terendah Kelahiran Bayi

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
04 June 2021 17:35
People wearing protective masks to help curb the spread of the coronavirus walk Wednesday, April 21, 2021, in Tokyo. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Foto: Tokyo (AP/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kesehatan Jepang menyatakan jumlah bayi yang lahir di Negeri Sakura pada tahun lalu telah anjlok hingga ke rekor terendah. Banyaknya pasangan yang menunda pernikahan dan memiliki anak di tengah pandemi global menjadi alasannya.

Data Kemenkes Jepang mencatat jumlah kelahiran bayi turun menjadi 840.832 pada 2020, turun 2,8% dari tahun 2019 sebelumnya. Jumlah angka ini juga terendah sejak pencatatan dimulai pada 1899, sebagaimana dilansir dari Reuters.

Sementara jumlah pernikahan terdaftar di Jepang turun 12,3% tahun 2020 lalu, menjadi 525.490. Ini menjadi angka sebuah jumlah rekor terendah.

Tak hanya itu, tingkat kesuburan Jepang dan jumlah kelahiran yang diharapkan per wanita turun menjadi 1,34%, menjadi jumlah terendah di dunia.

Tahun lalu, Pemerintah Jepang berencana menaikkan angka kelahiran dengan membantu mendanai sistem perjodohan menggunakan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Tak tanggung-tanggung dananya mencapai hingga 2 miliar yen atau sekitar Rp 272 miliar.

Di negara yang memiliki sejarah panjang perjodohan manusia, pemerintah daerah sebenarnya sudah lama beralih ke sistem pencocokan menggunakan AI. 'Mak comblang' canggih ini dipakai untuk mempertemukan satu orang dengan orang lainnya.

Tetapi banyak warga Jepang yang hanya mempertimbangkan kriteria seperti pendapatan dan usia di list teratas. Sehingga perjodohan hanya akan berhasil jika ditemukan kecocokan yang sangat persis.

Selain Jepang, Korea Selatan, Swedia, dan Amerika Serikat juga mengalami resesi seks, dimana angka kelahiran lebih kecil dibandingkan angka kematian. Hal ini biasanya dipicu masyarakat yang enggan menikah dan memproduksi keturunan.

Meski wabah virus corona memukul tingkat kelahiran di seluruh dunia, ada spekulasi awal bahwa penguncian (lockdown) terkait pandemi dapat menyebabkan ledakan bayi global.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jepang Protes Keras China, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular