
Josss, Fitch Ramal Ekonomi RI Bisa Tumbuh 5,46%! Tapi...

Beralih ke dalam negeri, lembaga riset keuangan Fitch Solution memberikan ramalan yang baik untuk Indonesia. PDB RI diramal bisa tumbuh 5,46% tahun ini. Angka tersebut hampir 100 basis poin (bps) lebih tinggi dibandingkan dengan konsensus Bloomberg di 4,55%.
Tingkat inflasi juga diperkirakan masih jinak dan berada di sasaran target bank sentral. Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia diperkirakan naik 2,27% secara rata-rata atau 7 bps lebih tinggi dari konsensus Bloomberg.
Bank Indonesia (BI) memandang indikator perekonomian makro Indonesia terus membaik ditopang oleh faktor eksternal maupun internal. Kenaikan volume perdagangan harga komoditas dan kinerja ekspor impor berbagai negara menjadi katalis positif eksternal untuk perekonomian domestik.
Sementara itu dari sisi internal, program vaksinasi yang terus digenjot membuat mobilitas publik mengalami peningkatan. Namun dalam hal ramal-meramal, BI cenderung lebih konservatif. Terakhir BI menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi RI dari 4,3%-5.3% menjadi 4,1%-5,1%. Lebih rendah dari perkiraan Fitch Solutions.
Bagaimanapun juga risiko turun (downside risks) yang dihadapi Indonesia untuk tahun 2021 masih lebih banyak dibandingkan dari sisi positifnya. Pertama adalah kenaikan harga minyak mentah dunia.
Di satu sisi hal ini akan menggenjot kinerja ekspor RI. Namun peningkatan konsumsi bahan bakar dalam negeri akan membuat impor membengkak dan ujung-ujungnya neraca dagang bakal tekor. Defisit transaksi berjalan semakin melebar. Rupiah terancam mengalami depresiasi terhadap dolar AS.
Dari sisi anggaran sebenarnya APBN 2021 tak banyak berubah dibanding tahun lalu jika ditinjau dari nominal pendapatan dan belanja pemerintah. Namun fokusnya saja yang bergeser. Jika tahun lalu anggaran banyak dialokasikan untuk belanja sosial tahun ini sektor kesehatan seperti pengadaan vaksin menjadi prioritas.
Pemerintah masih menempuh kebijakan fiskal kontrasiklikal tahun ini yang menyebabkan defisit fiskal diperkirakan 5,7% PDB. Di atas kondisi normal yang dipatok di bawah 3% PDB.
Di tengah isu adanya kemungkinan tapering yang lebih awal karena perekonomian Negeri Paman Sam terus membaik, kombinasinya dengan semakin melebarnya twin defisit (anggaran dan CAD) maka rupiah akan menjadi terbebani.
Dari sisi epidemiologi sendiri, adanya varian baru Covid-19 yang semakin meluas dan sudah masuk ke Indonesia juga harus diwaspadai. Apalagi larangan mudik tahun 2021 juga tak bisa dibilang efektif. Masih ada masyarakat yang membandel. Potensi lonjakan kasus Covid-19 memang ada. Namun semoga hal itu tidak terjadi.
Hanya saja downside risks yang masih banyak menjadi penghambat bagi Indonesia untuk kembali dengan laju pertumbuhan tinggi di atas 5% seperti sebelum pandemi Covid-19.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)