Jurus Anti 'Resesi Seks' Xi Jinping yang Bikin Tanda Tanya

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
02 June 2021 05:58
China Population
Foto: China populasi (AP Photo/Ng Han Guan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Secara mengejutkan negara Tirai Bambu memperbolehkan pasangan memiliki tiga anak. Kebijakan ini bisa dibilang besar.

Selama ini China mengontrol ketat jumlah penduduknya dengan hanya mengizinkan satu keluarga memiliki dua anak. Namun, banyak warga China khususnya netizen bertanya-tanya soal konsekuensi biaya dari kebijakan ini, apalagi biaya membesarkan anak tak sedikit.

Melansir Xinhua, perubahan itu bahkan disetujui langsung oleh Presiden China Xi Jinping. "Perubahan itu disetujui selama pertemuan politbiro yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping," tulis media itu, Senin (31/5/2021).

Sebelumnya, dari sensus nasional yang dilaporkan 11 Mei lalu, tingkat pertumbuhan tahunan China rata-rata adalah 0,53% selama 10 tahun terakhir. Ini turun dari tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata 0,57% antara tahun 2000 dan 2010. Pada 1 November 2020, populasi China mencapai 1,41 miliar orang.

Angka kelahiran China terus menurun sejak 2017. Meskipun Beijing melonggarkan "kebijakan satu anak" yang sudah disahkan selama puluhan tahun untuk mencegah krisis demografis di sana, angka tak kunjung naik.

'Resesi' ini disebabkan penurunan angka pernikahan dalam beberapa tahun terakhir. Pasangan bergumul dengan mahalnya biaya membesarkan anak di kota-kota besar.

Perempuan juga secara alami menunda atau menghindari persalinan karena pemberdayaan mereka yang semakin meningkat. Hal-hal berbau seksual yang bisa menyebabkan mereka hamil jadi dihindari.

"Data menunjukkan bahwa populasi China mempertahankan momentum pertumbuhan yang ringan dalam dekade terakhir," kata Ning Jizhe, pejabat dari Biro Statistik Nasional, dikutip dari AFP dua pekan lalu.

Ini menimbulkan sejumlah saran dari ahli. Profesor Peking University School of Economic Liang Jianzhang mengatakan dalam sebuah video yang di posting di media sosial Weibo bahwa untuk menaikkan tingkat kelahiran dari 1,3 saat ini menjadi 2,1 dibutuhkan biaya 10% dari PDB China.

Jumlah itu mencapai 1 juta yuan atau setara Rp 2,3 miliar per kelahiran. Dana dapat dialokasikan dalam bentuk uang tunai, keringanan pajak atau subsidi perumahan.

"Saya telah berbicara dengan banyak anak muda ... jika hanya diberi beberapa puluh ribu yuan, itu tidak akan mendorong orang untuk memiliki anak lagi," ujarnya seperti dikutip dari Reuters.

Menurut Liang Jianzhang dana sebesar 1 juta yuan yang digelontorkan pemerintah untuk kelahiran satu bayi tidak akan merugikan pemerintah. Biaya itu dikompensasi dengan kontribusi mereka di masa mendatang pada ekonomi negara.

"Jika sebuah keluarga melahirkan anak lagi, kontribusi masa depan anak itu untuk jaminan sosial, pendapatan pajak, akan melebihi 1 juta yuan," terangnya.

Kebijakan boleh 3 anak di China mulai menuai pertanyaan di masyarakat khususnya netizen di media sosial di China. Publik China mulai mempertimbangkan masalah biaya yang akan dikeluarkan jika memiliki tiga anak.

"Saya tidak begitu mengerti. Apa arti dari tindakan ini?" tanya seorang pengguna Weibo dalam sebuah postingan yang menerima lebih dari 128 ribu likes.

Para pengguna medsos mulai mengutip tingginya biaya membesarkan anak-anak di perkotaan China, di mana perumahan bisa mahal dan anak-anak menjalani les privat selain sekolah umum di tengah sistem pendidikan yang sangat kompetitif, sebagai penghalang untuk memiliki anak.

Sementara itu perempuan di China sudah menghadapi kesenjangan gender yang semakin lebar dalam hal partisipasi dan pendapatan tenaga kerja serta telah menanggung bagian yang semakin besar dari tugas pengasuhan anak.

"Wanita yang bekerja di kota-kota besar akan semakin didiskriminasi, dan akan lebih sulit bagi wanita di atas usia 30-an untuk mencari pekerjaan," kata pengguna Weibo lainnya.

Dari sensus nasional yang dilaporkan 11 Mei lalu, pertumbuhan tingkat penduduk tahunan China rata-rata adalah 0,53% selama 10 tahun terakhir. Ini turun dari tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata 0,57% antara tahun 2000 dan 2010. Pada 1 November 2020, populasi China mencapai 1,41 miliar orang.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular