Internasional

Corona Mengganas di ASEAN, Malaysia Lockdown, Vietnam PSBB

Tommy Patrio Sorongan & Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
31 May 2021 13:05
Myanmar
Foto: AP/

Situasi corona di Myanmar bertambah parah sejak terjadinya kudeta militer pada Februari lalu. Sistem dan fasilitas kesehatan yang hancur membuat banyak masyarakat terjangkit Covid-19 tidak dapat ditangani dengan baik.

Kepala perawat Lun Za En (45) di RS Cikha hanya dibantu teknisi lab dan asisten apoteker untuk merawat tujuh pasien corona. Rumah sakit ini berada dekat perbatasan Myanmar dengan India ini kekurangan fasilitas yang mumpuni.

"Kami tidak memiliki cukup oksigen, peralatan medis yang cukup, listrik yang cukup, cukup dokter atau ambulans yang cukup," kata Lun Za En kepada Reuters. "Kami beroperasi dengan tiga staf, bukan 11."

Sementara itu pengujian corona juga berhenti pasca kudeta. Seorang pekerja di salah satu pusat karantina Covid-19 di ibu kota Yangon mengatakan semua petugas kesehatan spesialis di sana telah bergabung dengan Gerakan Pembangkangan Sipil.

"Kami tidak menerima pasien baru lagi karena pusat tes Covid tidak memiliki staf untuk diuji," kata pekerja tersebut, yang menolak menyebutkan namanya.

Dilansir dari Channel News Asia (CNA), seminggu sebelum kudeta, tes Covid-19 secara nasional rata-rata lebih dari 17.000 sehari. Itu turun di bawah 1.200 sehari dalam tujuh hari hingga Rabu.

Kampanye anti-Covid Myanmar kandas bersama dengan sistem kesehatan lainnya setelah militer merebut kekuasaan pada 1 Februari dan menggulingkan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, yang pemerintahnya telah meningkatkan pengujian, karantina, dan perawatan.

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan sebanyak 13 petugas medis tewas saat terjadinya kudeta. Sekitar 150 petugas kesehatan telah ditangkap. Sementara ratusan dokter dan perawat lagi dicari atas tuduhan penghasutan.

Myanmar kini telah melaporkan lebih dari 3.200 kematian akibat Covid-19 dari lebih 140.000 kasus. Tetapi akibat pengujian yang terhenti, angka kasus infeksi dan kematian akibat corona diprediksi lebih besar.

Halaman 4>>

(sef/sef)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular