Bos Otomotif 'Ngarep' Diskon 100% PPnBM Diperpanjang Lagi

Syarifah Rachma, CNBC Indonesia
30 May 2021 16:00
Dealer Penjualan Mobil (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Salah satu diler penjualan mobil di Jakarta (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Masa diskon 100% PPnBM penjualan mobil akan berakhir pada akhir Mei 2021. Kendati program ini sukses mendongkrak penjualan mobil baru, namun sesuai rencana pemerintah program itu hanya akan berlaku selama tiga bulan, yaitu periode Maret hingga Mei 2021. Sebagai gantinya, pada periode Juni-Agustus 2021, diskon PPnBM yang berlaku ialah sebesar 50%.

Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie Sugiarto menyebutkan, pihaknya akan menyerahkan keputusan ini sepenuhnya kepada pemerintah. Meskipun sebetulnya, ia menilai program diskon 100% PPnBM ini sukses membuat semua pihak gembira.

"Pemerintah bisa menilai dan mengevaluasi apa yang terjadi dalam tiga bulan terakhir ini, yaitu Maret, April, Mei. Kalau memang ini bermanfaat, kalau kami melihatnya tepat sasaran, dan tadi saya katakan bahwa semua pihak happy atau bergembira dengan adanya stimulus ini," ujar Jongkie, dalam wawancara khusus dengan CNBC Indonesia, pekan lalu.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, semua pihak merasa diuntungkan dengan program diskon 100% PPnBM, baik dari segi pelaku usaha otomotif, konsumen dan pemerintah.

Tak hanya para pelaku industri otomotif yang mendapatkan keuntungan dari kenaikan penjualan mobil yang signifikan, pemerintah pun berhasil mendapatkan pendapatan dan PPn dan PPh dari meningkatnya penjualan mobil. Di sisi lain, konsumen pun bisa mendapatkan kendaraan baru, dengan harga yang lebih terjangkau.



"Dan jangan salah kami tidak minta uang kan ke pemerintah, bukan subsidi. Justru kami memberikan lebih banyak lagi dengan peningkatan penjualan tadi, yang sudah saya katakan PPN-nya bertambah yang diterima pemerintah. Meskipun di satu sisi ada kehilangan PPnBM yang di nol-kan ini. Tapi selagi PPN-nya naik, PPh-nya naik ya kenapa tidak," ujar Jongkie.

Selain itu, tak hanya pemerintah pusat, pemerintah daerah pun turut ketiban rejeki berkat PAD atau Pendapatan Asli Daerah yang meningkat dari segi bea balik nama kendaraan bermotor dan Pajak Kendaraan Bermotor atau PKB. Ia pun menyebut nilainya bisa berjumlah triliunan rupiah.

Industri otomotif sangat menderita sejak pandemi Covid-19 dimulai. Saat itu, angka penjualan mobil wholesale (pabrik ke dealer) anjlok, khususnya pada periode Maret hingga Mei 2020.

Tekanan yang luar biasa dari segi ekonomi, membuat cashflow perusahaan otomotif pun berdarah-darah. Melihat kondisi ini, Gaikindo pun memberikan usul kepada pemerintah untuk memberikan insentif perpajakan yang bisa mendongkrak penjualan kendaraan bermotor.

Sementara, data penjualan mobil wholesale per April 2021 tercatat sebesar 78.908 unit. Jumlah ini menurun 7,07% (mom) secara bulanan, jika dibandingkan dengan realisasi penjualan mobil wholesale pada Maret 2020 sebesar 84.195 unit, saat diskon 100% PPnBM berlaku pertama kalinya.

Meski demikian, penjualan ini jauh meningkat jika dibandingkan dengan realisasi penjualan di masa PSBB ketat akibat pandemi pada April 2020 lalu, yang hanya mencapai 7.888 unit. Secara akumulatif, penjualan mobil wholesale untuk periode Januari-April 2021 telah mencapai 265.934 unit, atau meningkat 8,65% secara year-on-year, jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu, sebanyak 244.758 unit.

"Saya serahkan seratus persen keputusan kepada pemerintah. Silakan saja dievaluasi tiga bulan ini bagaimana pendapatan pemerintah, dari sektor otomotif khususnya. Apakah memang baik naik, ya kalau pemerintah memutuskan untuk diperpanjang, ya kita semua lebih happy lagi tentunya. Kita bisa menjual lebih banyak lagi, konsumen juga bisa memperoleh kendaraan dengan harga yang lebih terjangkau lagi. Everybody happy-lah ceritanya," kata Jongkie.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kamu Nggak Beli sih, Mobil Merek ini Jadi Nggak Laku

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular