
Ngeri! Covid-19 Malaysia Tembus 8 Ribu Sehari

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus infeksi virus Covid-19 semakin menjadi di Malaysia. Pada hari Jumat (28/5/2021) negara itu memecahkan rekor infeksi harian baru dengan angka 8.290 kasus infeksi. Angka ini merupakan yang tertinggi dalam sejarah pandemi Covid-19 di Malaysia.
Mengutip Twitter Direktur Jenderal Kesehatan, Tan Sri Dr Noor Hisham Abdullah, Negara Bagian Selangor masih merupakan yang tertinggi dalam sumbangan angka virus corona, mencapai 2.052 kasus.
Sementara itu setelah Selangor, posisi tertinggi berikutnya diikuti Kelantan 851 kasus, Kuala Lumpur 830 kasus, Johor 762 kasus, dan Sarawak 698 kasus.
Tambahan ini membuat kasus total di negara itu menjadi 549.519 kasus sejak virus ini menyerang Negeri Jiran.
Peningkatan kasus Covid ini membuat Sultan Negara Bagian Johor, Sultan Ibrahim Iskandar, meminta pemerintah Malaysia mempertimbangkan "lockdown penuh."
Sultan Ibrahim merilis pernyataan pada Rabu (26/5/2021) malam, hari yang sama negara itu melaporkan 7.478 kasus virus corona baru.
"Lebih dari 7.400 kasus saja hari ini. Ini menakutkan dan kita membutuhkan hampir semua aspek masyarakat untuk tinggal di rumah untuk memutuskan rantai penularan," kata Sultan Ibrahim.
Beliau menambahkan bahwa orang Malaysia harus cukup disiplin dan mempraktikkan "penguncian diri" atau berisiko terinfeksi tanpa disadari.
"Oleh karena itu, harus ada disiplin di seluruh jajaran agar semua lapisan masyarakat berkomitmen untuk melakukan lockdown untuk mencegah hal terburuk terjadi pada kita semua. Pemerintah juga harus mempertimbangkan lockdown penuh, jika angka Covid-19 tidak menunjukkan tanda-tanda mereda," ujarnya
"Mari kita telan pil pahit itu sekarang, daripada menderita terus menerus dalam ketidakpastian."
Pemerintah sebelumnya telah menerapkan perintah kontrol pergerakan nasional (MCO) hingga 7 Juni untuk mengekang penyebaran pandemi, tetapi beberapa orang telah menyatakan frustasi karena sektor ekonomi masih diizinkan beroperasi dan membuat warga juga ingin berkeliaran diluar rumah.
Perdana Menteri (PM) Muhyiddin Yassin menyebut pelonggaran di sektor ekonomi ini memang dilakukan untuk menyelamatkan perekonomian negara itu.
"Kami melihat kasusnya meningkat ... jadi saya membuat keputusan untuk menutup semuanya (tahun lalu) ... Saat itu, kasusnya sedikit, mudah dikelola - hanya beberapa cluster, tapi tidak tersebar luas di komunitas kami ... Dampaknya terhadap perekonomian sangat besar," ucapnya.
"Itu sebabnya kami belajar selama setahun terakhir, kami tidak bisa menutup perekonomian. Kita harus menyeimbangkan hidup dan mata pencaharian."
"Saya pikir hidup itu penting karena saya tidak ingin orang mati karena kelalaian kita atau kecerobohan mereka. Tapi saya juga tidak ingin ekonomi kita ambruk ke titik di mana orang tidak punya uang untuk makan," tambahnya.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini